Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Jepang investasi Pabrik Hilir CPO

Kementerian Perindustrian menyambut baik rencana investasi pabrik surfactant senilai US$260 juta yang dihadirkan dari investor asal Jepang.

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian menyambut baik rencana investasi pabrik surfactant senilai US$260 juta yang dihadirkan dari investor asal Jepang. Hadirnya investasi tersebut, menjadi penguatan penghiliran industri kelapa sawit.

Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto mengatakan pemerintah telah berupaya memberikan potensi terkait pengembangan investasi produk perantara hasil turunan CPO.

Menurutnya, dengan hadirnya investasi tersebut, kebutuhan surfactant yang digunakan untuk kosmetik, sabun dan lainnya dapat dipenuhi dari dalam negeri.

“Sebelumnya diproduksi dari basis minyak bumi. Jika produk kimia ini dihasilkan dari produk alami akan mendukung kelestarian lingkungan,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (25/3).

Perusahaan yang memproduksi surfactant merupakan perusahaan multinasional yang menggunakan teknologi tinggi, sebut saja Basf. Panggah menambahkan semakin banyak penghiliran industri dari CPO, Indonesia akan mendapatkan nilai tambah lebih daripada hanya menjual produk mentah.

Sektor agro merupakan penyumbang hampir separuh PDB industri pengolahan nonmigas. Pada tahun lalu porsinya sebesar 45,74%, sedangkan tahun sebelumnya 44,64%. Pertumbuhan industri agro tahun lalu disebutnya sebesar 7,12%. Sepanjang Tahun Kambing ini ditargetkan bisa tumbuh 7,5%.

“Sedangkan pada tahun 2019 nanti kami optimistis industri agro mampu tumbuh mencapai 8%,” tambahnya.

Secara umum produk yang diserap industri pengolahan berbasis agro ada sebelas a.l kepala sawit, lada, bubur kertas dan kertas, kakao, rumput laut kering, karet, rotan, ikan dan udang, kepala, kopi, serta teh.

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani potensi industri bernilai tambah yang dapat dimanfaatkan investor Jepang, khususnya sektor agro dan maritim. Masuknya investor Jepang ke sektor industri pengolahan berbasis agro dan maritim juga diharapkan dapat memberi nilai tambah kepada ekspor Indonesia.

“Salah satu investor Jepang yang  sudah menyatakan kesiapan untuk segera masuk ke Indonesia bergerak di produksi surfactant, senilai US$ 260 Juta. Tentu hal ini akan memberikan nilai tambah terhadap produk CPO Indonesia,” tuturnya dalam keterangan resmi belum lama ini.

Komoditas CPO yang saat ini bernilai US$ 1.168/ton, sedangkan jika diolah menjadi Fatty Acid, nilainya bertambah 2,4 kali lipat sebesar US$ 2,820/ton. Nilai tambah produk CPO akan semakin besar apabila diolah menjadi Surfactant, senilai US$ 5.450/ton atau bertambah 4,66 kali lipat


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper