Bisnis.com, JAKARTA—Konsorsium diyakini cocok untuk meningkatkan daya saing produsen barang modal di sektor ketenagalistrikan.
Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian Teddy C. Sianturi menyatakan pihaknya akan mengusulkan kehadiran konsorsium untuk menggarap berbagai pembangkit listrik.
"Agar semakin banyak industri barang modal di dalam negeri berperan dalam program ketenagalistrikan 35.000 megawatt," tuturnya, di Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Saat ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menjajaki pembentukan konsorsium industri nasional bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Kemitraan ini khusus untuk proyek PLTP 3 MW di Kamojang, Jawa barat.
Kemenperin juga menginginkan dibentuk konsorsium khusus untuk mengamankan pengadaan 7.000 MW listrik agar diprioritaskan untuk digarap industri barang modal domestik.
Ini bagian dari proyek PT PLN sebesar 15.000 MW yang tercakup dalam program ketenagalistrikan 35.000 MW.
"Proyek pembangkit yang kecil agar dikasih ke dalam negeri. Kalau market dijamin pemerintah, siapapun bank mau kasih pendanaan," ucap Teddy.
Tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) barang modal buatan pemanufaktur domestik dalam satu pembangkit listrik kurang dari 22%.
Kemenperin menargetkan dalam dua tahun mendatang rerata TKDN mencapai 30%.
Pemerintah mematok sampai 2019 terbangun pembangkit listrik dengan total kapasitas 35.000 MW, sekitar 7.000 MW di antaranya sudah tersedia.
Adapun yang mesti dikejar dalam lima tahun mendatang 28.000 MW.