Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga konsumen China naik lebih tinggi dibanding perkiraan analis selama Februari 2015, setelah bank sentral memperlonggar kebijakan dan pengaruh Tahun Baru Imlek yang mendorong lonjakan biaya transportasi dan pangan.
Indeks harga konsumen naik 1,4% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan rata-rata analis memperkirakan kenaikan itu hanya 1% berdasarkan hasil survei Bloomberg News.
Sedangkan indeks harga produsen dilaporkan turun 4,8% sekaligus memperpanjang rekor penurunan hingga 36 bulan. Kondisi itu didorong oleh turunnya harga komoditas.
“Kami terus berharap inflasi akan tetap relatif rendah dan tekanan disinflasi di sektor perekonomian akan tetap ada,” ujar Zhao Yang, Ekonom Nomura Holdings Inc. sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (10/3/2015).
Untuk mengimbangi tekanan pertumbuhan ekonomi kami berharap kebijakan moneter akan diperlonggar lagi.
Pemerintah China mematok target inflasi konsumen sebesar 3% pada tahun ini.