Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Listrik: PLTU Mpanau Siap Tambah Kapasitas 36 Megawatt

Manager PT Pusaka Jaya Palu Power Dedi Yumanta mengungkapkan saat ini pihaknya tengah membangun perluasan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mpanau melalui pembangunan PLTU Unit 3 dan Unit 4.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, PALU - PT Pusaka Jaya Palu Power siap menambah jumlah pasokan listrik sebesar 36 megawatt pada akhir tahun ini untuk menopang kelistrikan di sistem jaringan Palapas.

Manager PT Pusaka Jaya Palu Power Dedi Yumanta mengungkapkan saat ini pihaknya tengah membangun perluasan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mpanau melalui pembangunan PLTU Unit 3 dan Unit 4.

Dia menjelaskan tiap unit PLTU tersebut berkapasitas 18 megawatt sehingga total penambahan kapasitas sebesar 36 megawatt.

"Jadwal pengoperasian secara komersial [commercial on date/COD] pada September dan Oktober tahun ini," katanya, Selasa (10/3/2015).

Menurutnya, listrik yang dihasilkan PLTU Mpanau Unit 3 dan Unit 4 akan dialirkan ke Gardu Induk Talise untuk didistribusikan ke jaringan Palapas yang meliputi Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi dan Kabupaten Sigi.

Dengan demikian, lanjutnya, akan ada penambahan pasokan listrik ke sistem jaringan tersebut pada tahun ini saat PLTU Mpanau Unit 3 dan Unit 4 beroperasi.

Dia mengungkapkan nantinya ketika kedua unit yang tengah dibangun beroperasi maka konsumsi batu bara akan naik dua kali lipat dari konsumsi batu bara saat ini yang mencapai 15.000 ton per bulan.

Padahal, PLTU Mpanau Unit 1 dan Unit 2 masing-masing berkapasitas 15 megawatt atau lebih rendah dari Unit 3 dan Unit 4 yang masing-masing berkapasitas 18 megawatt.

"Konsumsi itu didasarkan dari nilai kalori batu bara Unit 1 dan Unit 2 yang menggunakan batu bara dengan nilai kalori 5.000 kilokalori per kilogram [kkal/kg].

Sementara, Unit 3 dan Unit 4 rencananya menggunakan batu bara dengan nilai kalori 4.200 kkal/kg. Jadi akan naik sekitar dua kali lipat konsumsinya," ujarnya.

Sementara itu, Manager PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Area Palu, Sulawesi Tengah, Novalince Pamuso mengungkapkan pasokan listrik ke sistem jaringan Palapas dipasok oleh PLTU Mpanau, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang memasok sekitar 77 megawatt hingga 78 megawatt.

"Rata-rata kenaikan konsumsi di area Palu saja sekitar 13% hingga 14% per tahun," ujarnya.

Saat ini, lanjutnya, pelanggan PLN di area Palu telah mencapai 300.000 pelanggan. Bahkan, sudah ada daftar tunggu pelanggan yang meminta segera dialiri listrik oleh PLN.

Bisnis mencatat, pasca diresmikannya jaringan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kilovolt dari Gardu Induk Poso ke Gardu Induk Sidera di Kabupaten Sigi, ada penambahan pasokan listrik sebesar 24 megawatt.

Namun, penambahan itu hanya bisa mencukupi untuk kebutuhan saat ini ketika beban puncak yang mencapai 88 megawatt. Hanya saja, dengan adanya asumsi kenaikan konsumsi sebesar 13% hingga 14% maka perlu penambahan jumlah pasokan listrik.

Novalince mengungkapkan PLN sebenarnya sudah merencanakan pembangunan pembangkit sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) perusahaan.

Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga mencari potensi energi baru dan terbarukan. Pasalnya, di Sulawesi Tengah juga ada potensi panas bumi yang belum dikembangkan.

PLTD Tetap Beroperasi

Pemerintah provinsi Sulawesi Tengah meminta PLN tidak merelokasi sejumlah PLTD kendati telah diroperasikannya Gardu Induk Sidera di Kabupaten Sigi yang mampu mengalirkan listrik berkapasitas 24 megawatt dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Poso II.

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan pihaknya meminta agar PLTD itu tidak dipindahkan dulu.

Pasalnya, PLTD itu bisa sebagai cadangan misal ada kendala di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara.

"Semua pembangkit diesel jangan dirotasi dulu, tunggu hingga kondisi terbaik. Biasanya, dengan adanya gardu induk baru PLN akan memindahkan PLTD itu," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya berharap agar PLTD itu jangan direlokasi dulu sebelum kondisi kelistrikan di daerah telah baik.

Selain itu, jelasnya, PLTD bisa difungsikan sebagai cadangan apabila PLTU mengalami gangguan.

Longki menjelaskan, listrik di kota Palu sempat padam hingga 10 hari karena PLTU rusak.

Untuk itu, pihaknya juga meminta agar Gardu Induk (GI) Sidera yang baru saja diresmikan segera direncanakan untuk ditingkatkan kapasitasnya.

Pasalnya, kapasitas trafo di GI Sidera mencapai 30 mega volt ampere (mVa) atau setara dengan 24 megawatt.

Padahal, lanjutnya, kapasitas pembangkit di PLTA Poso II sekitar 3x65 megawatt.

"Untuk itu kami minta agar kapasitas trafo ditingkatkan. Kami minta tolong diprogramkan," ujarnya.

General Manager PT PLN Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo (Suluttenggo) Baringin Nababan mengatakan pihaknya memang belum berencana untuk memindahkan PLTD tersebut.

"Listrik dari PLTD masih menopang 40% kapasitas listrik di Palu. Jadi memang dengan adanya penambahan pasokan listrik dari PLTA Poso II lewat Gardu Induk Sidera, PLTD masih diperlukan," katanya.

PLN berharap dengan adanya penambahan pasokan listrik dari PLTA Poso II lewat Gardu Induk Sidera sebesar 24 MW maka beban puncak kota Palu yang mencapai 88 MW bisa tercukupi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper