Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Provinsi Baru Kaltara Ancam Ketahanan Pangan Kaltim

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyatakan kecepatan produksi beras tidak dapat mengejar laju pertumbuhan konsumsi beras pasca terbentuknya Provinsi Kalimantan Utara.
Wilayah-wilayah yang kini menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) sejatinya merupakan lumbung beras bagi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim)./Ilustrasi Petani menanam padi di sawah-Bisnis
Wilayah-wilayah yang kini menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) sejatinya merupakan lumbung beras bagi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim)./Ilustrasi Petani menanam padi di sawah-Bisnis

Bisnis.com,SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyatakan kecepatan produksi beras tidak dapat mengejar laju pertumbuhan konsumsi beras pascapembentukan Provinsi Kalimantan Utara.

Sekretaris Provinsi kaltim Rusmadi mengatakan wilayah-wilayah yang menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) itu sejatinya merupakan lumbung beras bagi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Oleh karena itu, lumbung pangan di Kaltim semakin berkurang setelah adanya pemecahan provinsi ini.

“Pascaberpisah dengan Kaltara, lumbung pangan semakin berkurang. Kecepatan produksi yang ada tidak sebanding dengan laju konsumsi yang terjadi,” katanya, Senin (9/3/2015).

Menanggapi kondisi ini, Rusmadi mengatakan pada tahun ini pihaknya bakal memfokuskan upaya pengembangan sentra pertanian pangan baru di Kaltim. Pihaknya optimistis Kaltim memiliki kawasan-kawasan yang potensial untuk dikembangkan pertanian pangan.

Dia berharap kebijakan ini sudah memperlihatkan hasilnya pada tahun ini. Ini karena dari tahun ke tahun, ketersediaan beras di Kaltim terus merosot.

Berdasarkan data yang dia miliki, ketersediaan beras Kaltim pada 2014 lalu hanya mencapai 67,46% yakn produksi beras tercatat sebesar 271.417 ton, sementara konsumsi berasnya mencapai 402.366 ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper