Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menyatakan tidak khawatir apabila Australia menyetop pasokan impor sapi bakalan ke Indonesia sebagai konsekuensi dari memanasnya hubungan diplomasi Australia-Indonesia saat ini.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan pemerintah sedang memetakan negara yang potensial untuk bisa mendatangkan sapi selain dari Australia, guna menekan ketergantungan dari negara itu.
Selama ini, seluruh sapi bakalan yang diimpor untuk keperluan usaha penggemukan didatangkan dari Australia. Realisasi impor sapi bakalan tahun lalu tergolong tinggi yakni 699.000 ekor atau lebih tinggi dari capaian 2013 sebesar 446.412 ekor.
Beberapa negara seperti Selandia Baru, Jepang, Brazil dan Amerika Serikat sedang dicermati untuk bisa mensubstitusi kebutuhan sapi. Selama ini, negara-negara itu sudah berpengalaman memasok daging sapi ke dalam negeri, namun belum untuk sapi hidup.
Menurut Syukur, Selandia Baru menjadi kandidat terkuat mengingat kedekatan geografis, harga jual, terhindar dari penyakit mulut dan kuku serta kualitas sapi yang tidak berbeda jauh dengan Australia.
“Memang untuk Selandia Baru belum mau menjual sapi hidupnya. Tapi kami sedang negosiasikan itu. Kemarin Ibu Menlu (Menteri Luar Negeri Retno Marsudi) kesana, dan kami pesan untuk titip (tawaran ekspor sapi bakalan),” katanya, Kamis, (5/3).
Selain dengan Selandia Baru, Syukur mengatakan pemerintah tengah bernegosiasi secara intensif dengan Jepang, yang selama ini diketahui memasok daging jenis prime cut yaitu wagyu.
Meski demikian, Syukur mengatakan pasokan sapi lokal sudah bisa mencukupi industri daging untuk saat ini. Menurutnya, impor sapi bakalan tahun ini harusnya tidak lagi sebesar jumlah itu atau hanya melengkapi kekurangan kebutuhan yang tidak bisa dipasok dari lokal.
Pasalnya, ada peningkatan populasi sapi tahun lalu menjadi 14,703 juta ton dari sebelumnya 12,69 juta ton. Selain itu, dia menganggap impor sapi bakalan tahun lalu cenderung berlebih sehingga kekurangan daging sapi tidak akan banyak tahun ini.
Angka sementara Kementerian Pertanian mencatat total kebutuhan daging sapi dalam negeri tahun lalu mencapai 416.070 ton namun total penyediaan terpantau over suplai yakni 556.730 ton.
Rinciannya, penyediaan yang berasal dari produksi daging lokal mencapai 368.430 ton sedangkan total impor setara daging mencapai 188.300 ton sampai November 2014.