Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Melambung, NTP Pangan Diprediksi Naik

Langkah pemerintah tetap tidak akan mengimpor beras di tengah terus melambungnya harga beras lokal dinilai positif pada kesejahteraan petani.
Masyarakat tidak khawatir. /bISNIS.COM
Masyarakat tidak khawatir. /bISNIS.COM

Bisnis.com, JAKARTA – Langkah pemerintah tetap tidak akan mengimpor beras di tengah terus melambungnya harga beras lokal dinilai positif pada kesejahteraan petani.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan pilihan kebijakan yang diambil pada akhirnya membuat Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan - salah satu indikator kesejahteraan petani - diprediksi akan naik dari bulan lalu.

“Semoga saja NTP pangan bisa naik di atas 0,3 poin akan cukup bagus,” ungkapnya kepada Bisnis.com, Sabtu (28/2/2015).

Seperti diketahui, bulan lalu, NTP tanaman pangan berada di level 101,23 setelah hampir setahun lalu konsisten berada di bawah 100. Tak tanggung-tanggung per Agustus 2014 NTP pangan terlempar ke posisi 97,78 atau posisi terendah dalam empat tahun terakhir.

Sasmito mengungkapkan pada Februari, secara rata-rata fenomena musiman harga beras eceran naik moderat. Namun demikian harga beras cenderung turun bulan depan karena puncak panen mulai terjadi di daerah potensi padi.

“Sehingga impor tidak diperlukan karena mengganggu kesejahteraan petani. Insya Allah peluang besar [inflasi Februari] di bawah 0,5% kalau harga beras tidak naik lagi karena sudah diintervensi pemerintah via operasi pasar Bulog dan penggelontoran raskin,” katanya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan cadangan beras di Bulog yang mencapai 1,4 juta ton saat ini sudah cukup bagi pemerintah untuk mengintervensi masalah pasokan beras sehingga pada gilirannya mampu menstabilkan harga dan melindungi petani lokal.

Seperti diketahui, sampai pekan ketiga Februari, tercatat harga beras medium sudah melonjak sampai berkisar 30% sehingga membuat harga barang bergejolak berpotensi melompat dari Januari yang tercatat 0,55%.

JK mengimbau kepada masyarakat untuk tidak khawatir terkait masalah beras karena cadangan beras nasional masih cukup untuk meng-cover kebutuhan masyarakat sebelum panen. Langkah impor di saat waktu panen, sambungnya, akan cenderung mengurangi kesejahteraan petani.

“Kalau harga karet naik semua pada ketawa hore. Tapi kalau harga beras naik, marah semua orang. Terus bagaimana petani, kasihan. Jadi harus di tengah-tengahnya lah. Tidak kemahalan dan tidak terlalu murah,” ujarnya. []


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper