Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Franciscus Welirang: Pertumbuhan Impor Gandum Menakutkan

Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Franciscus Welirang mengatakan permintaan impor gandum dari dalam negeri terus meningkat. Indonesia mengimpor lebih dari 7 juta ton pada 2014. Sementara dari total 29 pabrik penggilingan kapasitas ekspornya mencapai 10,3 juta ton.
Gandum. /Bisnis.com
Gandum. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Franciscus Welirang mengatakan permintaan impor gandum dari dalam negeri terus meningkat. Indonesia mengimpor lebih dari 7 juta ton pada 2014. Sementara itu dari total 29 pabrik penggilingan kapasitas ekspornya mencapai 10,3 juta ton.

Franciscus mengatakan permintaan impor gandum mengikuti pertumbuhan GDP sekitar 6%-7%. Tapi dengan perhitungan konservatif peningkatan akumulatifnya adalah 5% per tahun. Saat ini Indonesia sudah masuk ke dalam peringkat tiga besar dunia untuk impor gandum.

“Sekitar 5% dari 7 juta ton itu menakutkan. Setiap 3 tahun nambah 1 juta ton. Tapi kita tidak hanya berbicara untuk Indonesia, target kita Asean. Impor gandum di Indonesia juga termasuk untuk ekspor. Dia akan menggulung, bentuknya dalam bentuk terigu, ada dalam bentuk mie instan, mi kering,” ujarnya, Jumat (13/2/2015).

Ketua Gabungan Industri Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan ketergantungan impor gandum yang semakin tinggi setiap tahun membuat pengembangan bahan substitusi komoditas tersebut semakin mendesak.

 “Jumlahnya memang lumayan banyak, sekitar 7 juta ton. Saya kira akan meningkat. Tetapi ada semangat dari kita untuk mengurangi impor, ini perlu dipikirkan subsitusinya dari tepung-tepungan lainnya, tergantung dari inovasi,” kata Adhi.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), volume impor gandum pada 2013 mencapai 6,37 juta ton dan meningkat menjadi 7,43 juta pada 2014. Tetapi  sisi nilainya mengalami penurunandari US$2,43 miliar pada 2013 menjadi US$2,39 pada 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Avisena
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper