Bisnis.com, JAKARTA—China memaparkan lima saran bagi hubungan bilateralnya dengan Indonesia terkait pengembangan sektor maritim.
Kelima saran tersebut, menurut Atase Perekonomian Kedutaan Besar Republik Rakyat China untuk Indonesia Zhou Hui antara lain kebijakan komunikasi, transportasi yang terintegrasi, kelancaran arus perdagangan, inisiasi Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dan kerja sama bilateral yang menguntungkan.
Yang paling penting dari kelima saran tersebut adalah masalah arus perdagangan masih jauh dari harapan. Menurut Zhou, Pemerintah Indonesia perlu memperhatikan masalah infrastruktur, bea cukai dan karantina.
Dengan begitu, perdagangan Indonesia dan China dapat berkembang lebih kuat. China juga berjanji akan membantu perusahaan Indonesia yang ingin melakukan promosi di Negara Tirai Bambu.
Melalui AIIB, China menyiapkan dana pinjaman lunak bagi negara Asean. “Kami menyediakan soft loan senilai US$10 juta untuk mendukung proyek infrastruktur besar,” tegasnya dalam seminar bertajuk Meraih Peluang Bisnis di Jalur Sutera Maritim dan Tol Laut, Jakarta, Selasa (10/1).
China saat ini tengah gencar merealisasikan proyek Jalur Sutera Maritim Abad ke-21 yang nantinya akan menghubungkan jalur laut Asia, Afrika dan Eropa. Jalur Sutera Maritim diperkenalkan oleh Presiden China Xi Jinping di depan parlemen Indonesia pada Oktober 2013.
Menurut Atase Perekonomian Kedubes China untuk Indonesia Zhou Hui, jalur ini memiliki sejarah yang mendalam karena dirintis oleh Dinasti Han pada 2.000 tahun lalu. Dia menambahkan pengembangan jalur ini memiliki manfaat bagi ekonomi di kawasan Asia dan dunia pada umumnya.