Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Areal Tanam Terus Menyusut, Petani Tembakau Jateng Kian Sengsara

Petani tembakau di wilayah Jawa Tengah meminta dukungan agar mampu meningkatkan produksi meski areal tanam mengalami penyusutan.
APTI Jateng menyesalkan imbauan pemerintah pusat yang menyarankan petani tembakau melakukan konversi tanaman dengan mengalihfungsikan untuk budidaya komoditas lain./Bisnis
APTI Jateng menyesalkan imbauan pemerintah pusat yang menyarankan petani tembakau melakukan konversi tanaman dengan mengalihfungsikan untuk budidaya komoditas lain./Bisnis

Bisnis.com, SEMARANG - Petani tembakau di wilayah Jawa Tengah meminta dukungan agar mampu meningkatkan produksi meski areal tanam mengalami penyusutan.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jateng Triyono mengatakan data resmi Pemerintah Provinsi Jateng mencatat luas areal tanam menyusut karena petani memilih budidaya tanaman lain.

Areal pertembakauan pada 2011 tercatat mencapai 45.937 hektare dengan produksi 39.000 ton dan menyusut pada 2012 dengan luas tanam 43.000 ha produksi 30.070 ton. Adapun, pada 2013 lahan terus menyempit 41.800 ha dengan produksi 27.840 ton.

“Sementara itu, adanya regulasi terkait olahan tembakau sudah mengimpit perkembangan produksi petani, makanya produksi turun. Padahal, kita tahu harga rokok semakin mahal dan konsumsi bertambah,” ujarnya, Rabu (4/1/2015).

Asosiasi berharap presiden beserta jajaran pemerintahan betul-betul menolak Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), pasalnya berpotensi merugikan pertanian tembakau dan industri olahannya.

APTI Jateng juga menyesalkan imbauan pusat yang menyarankan petani tembakau melakukan konversi tanaman dengan mengalihfungsikan untuk budidaya komoditas lain.

Konversi tanaman ke komoditas lain tersebut diusulkan berdasarkan pertimbangan untuk menggantikan pendapatan petani ketika harga tembakau anjlok maupun saat hasil panen tidak layak masuk pabrik untuk bahan baku rokok.

Triyono menilai, hasil pertanian tembakau secara nasional telah terbukti menyumbang  negara lewat cukai rokok mencapai Rp100 triliun, sehingga pertanian komoditas ini perlu didukung.

“Belum ada komoditas pengganti yang substansial menyaingi harga tembakau serta memberikan kontribusi penghasilan tinggi terutama untuk petani tembakau. Intinya, tembakau di Jawa Tengah adalah harga mati.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper