Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Target Setoran Cukai Rokok Terlalu Berat

Produsen rokok menilai kenaikan target penerimaan cukai sebesar Rp15,56 triliun merujuk kepada Nota Keuangan dan RPABN 2015 terlalu membebani harga jual rokok.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA— Produsen rokok menilai kenaikan target penerimaan cukai sebesar Rp15,56 triliun merujuk kepada Nota Keuangan dan RPABN 2015 terlalu membebani harga jual rokok.

Lonjakan triliunan rupiah itu setara dengan setoran cukai Rp136,12 triliun, sebelumnya dalam APBN dipatok Rp120,56 triliun. Kondisi menunjukkan betapa industri hasil tembakau jadi andalan Ditjen Bea dan Cukai dalam memenuhi target penerimaan kepabeanan dan cukai senilai Rp188,9 triliun.

Ketua Gabungan Pengusaha Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) Muhaimin Moefti berharap tak ada kenaikan target setoran cukai rokok, menurutnya, angka Rp136,12 triliun dinilai terlalu besar.

“Kami belum tahu [bisnis akan bagaimana] kalau sampai naik jadi Rp136 T. Kami ingin tahu dulu alasan pemerintah, [reaksi kami] nanti tergantung alasan pemerintah,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (27/1/2015).

Produsen rokok sejauh ini belum menunjukkan reaksi negatif meski target setoran cukai rokok dalam RAPBNP 2015 naik. Semakin tinggi patokan penerimaan cukai yang ditetapkan pemerintah maka kewajiban produsen rokok semakin besar, mereka harus menggenjot penjualan lebih keras.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 205/PMK.011/2014 yang berlaku sekarang ditetapkan kenaikan Tarif Cukai Hasil Tembakau rerata 8,72%. Persentase ini bahkan lebih kecil ketimbang patokan awal sebesar 10,2% dengan alasan mempertimbangkan kelangsungan sigaret home industry.

“Sebetulnya untuk tarif cukai 8,7% bisa terima. Tapi kalau kenaikan target bisa pengaruhi penjualan dong. Kalau kenaikan target masih di kisaran inflasi masih bisa diterima,” ucap Muhaimin.

Apabila angka dalam RAPBNP disahkan artinya terjadi kenaikan target setoran cukai rokok sebesar 22,4% (yoy).

Pada sisi lain produsen sigaret kretek PT Wismilak Inti Makmur Tbk. mengaku tak bisa memperkirakan dampak kenaikan target penerimaan cukai rokok terhadap kinerja penjualan tahun ini. Perseroan merupakan produsen kretek premium merek Galan, Wismilak, dan Diplomat. (Bisnis.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper