Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan harga bahan bakar minyak jenis premium diperkirakan tidak berpengaruh untuk menurunkan harga pangan utama yang melonjak pada awal tahun ini.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Thohir mengatakan tingginya harga beras, jagung dan kedelai saat ini dipengaruhi oleh kurangnya persediaan produksi atau bukan karena kenaikan harga BBM oleh pemerintah beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan pemakaian BBM hanya berkontribusi sekitar 4% untuk distribusi, sementara sisanya dipengaruhi oleh ketersediaan stok.
“Jadi harga beras, jagung dan kedelai akan sama saja tingginya seperti saat ini,” katanya kepada Bisnis.com, Ahad (18/1/2015).
Dia mengatakan persediaan yang kurang dari ketiga komoditas itu disebabkan masa mundur yang mundur hingga 2 dasarian pada akhir tahun lalu, sehingga harga gabah berada di titik tertinggi sepanjang sejarah.
Saat ini, Winarno memaparkan harga gabah kering giling (GKG) mencapai Rp6000-Rp6200 per kg sedangkan pada tahun lalu hanya di kisaran Rp5500-Rp5600 per kg. Sementara itu, harga beras jenis medium Rp8000-Rp8500 per kg saat ini sedangkah tahun lalu hanya Rp7000-Rp7500 per kg.
Sementara itu, harga jagung melonjak Rp3400-Rp3600 per kg dari sebelumnya hanya Rp3200 per kg. Sementara itu, harga kedelai mencapai Rp3.000 per kg dari capaian tahun lalu yang hanya Rp2.400 per kg.
Dia mengatakan salah satu cara yang dapat dilakukan pemerintah adalah operasi pasar yang menyeluruh di seluruh provinsi dengan menyuntikkan beras minimal 250.000 ton untuk menstabilkan harga.