Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti mengungkapkan sebanyak 296 usaha kecil, mikro, kecil menengah (UMKM) melakukan penjajakan bisnis atau business matching di 33 negara sepanjang Januari-Mei 2025.
Dia menjelaskan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui perwakilan perdagangan (perwadag) RI di 33 negara akreditasi telah memfasilitasi business matching tersebut.
"Ini tupoksi perwakilan negara di luar negeri sana. Ini harapannya untuk memperkuat kapasitas UMKM kita untuk tembus ke pasar internasional," ucap Dyah dalam acara 'Peluncuran Laporan Perdagangan dan Investasi Berkelanjutan Indonesia tahun 2025', Jumat (20/6/2025).
Dia menuturkan, untuk meningkatan business matching UMKM tersebut, pihaknya memberi edukasi berupa pentingnya standarisasi produk. Utamanya terkait pengemasan. Pasalnya, pasar internasional sangat mementingkan isu lingkungan ataupun keberlanjutan.
"Ini salah satu langkah yang kami tempuh untuk meng capture pasar luar negeri sana," ujar Dyah.
Menurutnya, UMKM memiliki peran vital bagi perekonomian Indonesia. Apalagi, kata dia, 60% pertumbuhan ekonomi RI ditopang oleh UMKM. Oleh karena itu, pemerintah terus memperkuat potensi UMKM.
Baca Juga
"Peningkatan UMKM bisa ekspor atau beberapa inovasi dan siap adaptasi, ini pening," ucap Dyah.
Adapun berdasarkan data Kemendag, total transaksi business matching dari UMKM itu mencapai US$68,65 juta atau setara Rp1,1 triliun sepanjang Januari-Mei 2025.
Total capaian business matching selama periode Mei 2025 menghasilkan potensi transaksi senilai US$11,05 juta. Jumlah ini terdiri atas purchase order (PO) US10,65 juta dan potensi transaksi US$400 ribu.
Selain itu, khusus pada Mei 2025, terlaksana 50 kegiatan business matching. Lebih terperinci, 32 sesi pitching dan 18 pertemuan dengan buyer.