Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai AirAsia optimistis mampu bangkit dan melewati musibah serta kembali kompetisi dalam bisnis penerbangan low cost carrier atau LCC.
Anggota Dewan Komisaris AirAsia Indonesia Dharmadi mengatakan dia yakin maskapai tersebut akan keluar dari krisis ini dan melakukan rebranding, pascakecelakaan QZ 8501 rute Surabaya-Singapura.
“Tidak ada satu pun pihak menginginkan kecelakaan nahas ini terjadi. Tetapi, kejadian ini mungkin menjadi fase yang harus kami hadapi, dan menjadi pelajaran bagi kami agar lebih baik lagi di kemudian hari,” tuturnya, Rabu (7/1/2015).
Menurutnya, saat ini, manajemen AirAsia Indonesia masih fokus dalam proses pencarian dan evakuasi korban pesawat QZ8501 yang jatuh dan menewaskan 162 penumpang dengan rute Surabaya-Singapura.
“Kami berupaya menangani krisis ini sebaik mungkin. Korban dan keluarganya memiliki keterikatan yang kuat, menjadi bagian dari AirAsia Indonesia. Bahkan, kami mengerahkan 55 orang staf untuk melayani komunikasi kepada pihak keluarga.
Di masa mendatang, lanjutnya, AirAsia Indonesia akan kembali melakukan rebranding dan siap berkompetisi dalam bisnis penerbangan low cost carrier.
Di Indonesia, menurutnya, AirAsia termasuk maskapai penerbangan yang moncer, karena menguasai 5% dari total nilai pasar penerbangan di antara 50 maskapai yang beroperasi di dalam negeri.
AirAsia Indonesia, sambungnya, unggul dalam layanan rute internasional yang lebih banyak daripada layanan rute domestiknya. Bahkan, pertumbuhan maskapai ini melejit hingga 34% sepanjang 2012-2013.
Menurutnya, musibah kecelakaan pesawat QZ8501 tidak menyurutkan minat penumpang untuk tetap setia terbang bersama menggunakan jasa AirAsia. Hal itu terlihat dari, load factor penumpang tidak mengalami penurunan drastis, karena masih di kisaran 79%.
“Ke depan, kami akan tetap mengikuti aturan, dan tentu meningkatkan kepatuhan, khususnya yang menyangkut aspek safety,” kata dia.
Dia menegaskan, pihak maskaapai akan mengikuti dan menerima setiap hasil investigasi yang tengah dilakukan untuk mencari penyebab kecelakaan pesawat QZ8501, termasuk hal-hal terkait dugaan pelanggaran yang dilakukan manajemen seperti izin rute Surabaya-Singapura.