Bisnis.com, SIDOARJO - Presiden Direktur PT Indonesia Air Asia Antonius Sunu Widyatmoko mengatakan perusahaan pasti memberikan kompensasi atau santunan bagi keluarga maupun kru korban QZ8501 yang hilang pada Minggu (28/12/2014) lalu.
"Kompensasi pasti ada, tapi terlalu dini untuk membahas ini. Kami sekarang fokus pada penanganan dulu," katanya di crisis center Terminal 2 Juanda, Rabu (31/12/2014), menanggapi pertanyaan adanya penumpang yang tidak dilindungi asuransi.
Fokus terhadap penanganan korban dan kru pesawat kembali dikatakan Sunu saat dimintai tanggapan pernyataan korporat asuransi asal Jerman, Allianz, yang menjadi penanggung asuransi kapal dan kewajiban pesawat Airbus A320-200 nahas tersebut.
Kantor berita Reuters, Senin (29/12), melansir taksiran asuransi pesawat ini paling tidak US$100 juta (sekitar Rp1,2 triliun).
Adapun kewajiban terhadap penumpang diperkirakan US$27 juta untuk 162 penumpang (per orang diperkirakan US$165.000).
Dalam perkembangan lain, crisis center di Juanda diusulkan dipindah ke Polda Jawa Timur untuk memudahkan koordinasi dengan Posko Disaster Victim Identification (DVI) yang hendak dipindahkan ke RS Bhayangkara.
Polda Jawa Timur dan RS Bhayangkara berada di Jl Ahmad Yani, Surabaya dan terletak berdampingan.
Ketua Tim Disaster Victim Identification (DVI) Jawa Timur dan Wilayah Tengah Polri Kombes Pol dr Budiyono mengatakan usulan pemindahan karena keluarga pasti ingin melihat jenazah korban.
"Jadi pusat informasi akan dipindah ke Polda [Jawa Timur]," katanya.
Ada pun di sisi penghimpunan data, 93 keluarga telah menyampaikan informasi soal data-data korban dan 30 di antaranya diambil sampel DNA.
"Kami ambil DNA dari garis vertikal, DNA akurat kalau dari garis keturunan utama," katanya di lokasi yang sama.
Soal kapan jenazah korban dibawa ke Surabaya, baik Sunu maupun Budi belum bisa memastikan, namun keduanya berharap hari ini sudah mulai bisa dilakukan.