Bisnis.com, SIDOARJO - CEO Air Asia Group Tony Fernandes tidak mau berspekulasi tentang penyebab hilangnya pesawat Air Asia QZ 8501 dalam penerbangan Surabaya-Singapura apakah terkait dengan cuaca, kesalahan manusia atau kondisi pesawat.
"Cuaca kondisi memang tidak baik tapi kami tidak mau berspekulasi kondisi ketika pilot di jalur penerbangan," jelasnya dalam jumpa pers di crisis center di Terminal 2, Bandara Juanda, Minggu (28/12/2014) malam.
Meski demikian, Air Asia akan mendukung pencarian pesawat, termasuk penyelamatan penumpang dan kru pesawat.
Presiden Direktur PT Air Asia Indonesia Sunu Widyatmoko menambahkan, kondisi pesawat buatan 2008 juga dalam kondisi bagus. Bahkan, pemeriksaan menyeluruh atas kondisi pesawat juga baru dilakukan November lalu.
"Pilot juga berpengalaman dengan 20.500 lebih jam terbang," tambahnya. Oleh karena itu, ia mengatakan,"Kami akan bekerja sama untuk investigasi dan penyelamatan."
Sementara saat jumpa pers, wartawan juga mempertanyakan apakah kejadian kali ini serupa dengan kecelakaan pesawat MH370 asal Malaysia, yang terjadi beberapa waktu lampau. Namun demikian, pertanyaan ini tidak direspons Tony maupun Sunu.
General Manager Bandara Juanda Trikora Harjo menegaskan fokus terhadap musibah hilangnya pesawat Air Asia dan tidak terkait dengan kejadian yang lain. "Tolong jangan dikait-kaitkan," tegasnya.
Air Asia QZ8501 yang hilang membawa 155 penumpang, terdiri dari 137 penumpang dewasa, 17 anak-anak dan 1 bayi serta 7 kru.
Dari total penumpang, sebanyak 149 warga negara Indonesia, 1 dari United Kingdom, 3 Korea Selatan, 1 Malaysia dan 1 Singapura. Adapan dari 7 kru pesawat, 1 orang berkewarganegaraan Perancis dan 6 warga negara Indonesia.