Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK MENTAH: Dekati Level Terendah dalam 5 Tahun, Stok di AS Menipis

Harga minyak di AS bergerak naik turun mendekati level terendah selama 5 tahun, sebab investor menimbang penurunan cadangan minyak mentah AS.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak di AS bergerak naik turun mendekati level terendah selama 5 tahun, sebab investor menimbang penurunan cadangan minyak mentah AS.

Investor mencermati tanda-tanda bahwa Iran segera bergabung dengan anggota OPEC lainnya dalam menolak untuk menyerahkan pada pangsa pasarnya.

Perdagangan berjangka sedikit berubah setelah naik 1% kemarin. Stok minyak mentah di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar di dunia, turun 847.000 barel pekan lalu, laporan dari Badan Informasi Energi.

Iran "akan berada pada kondisi untuk tidak melepaskan bagiannya [market share]" di pasar memberikan perlindungan terhadap ekspornya dalam beberapa tahun terakhir, Menteri Perminyakan Bijan Namdar Zanganeh mengatakan, menurut situs berita kementerian.

Minyak telah merosot lebih dari 20% sejak OPEC memutuskan pada pertemuan bulan lalu untuk mempertahankan kuota produksi, menolak panggilan dari anggota termasuk Venezuela untuk memotong pasokan.

Iran pekan ini diikuti Arab Saudi, Irak dan Kuwait dalam menawarkan diskon yang lebih luas untuk penjualan ke Asia. Produsen AS memompa minyak mentah di laju tercepat dalam tiga dekade di tengah booming shale.

"Normal baru akan berada pada harga yang lebih rendah," Carl Larry, direktur minyak dan gas alam di Frost & Sullivan di Houston, mengatakan dalam sebuah wawancara televisi Bloomberg hari ini.

Anggota OPEC "mencoba untuk mendapatkan di depan salah satu konsumen dan konsumen itu adalah China. Saya tidak benar-benar berpikir mereka percaya bahwa mereka bisa mendapatkan kembali konsumen AS dengan semua fracking yang terjadi, tapi saya pikir mereka ingin mendapatkan sebanyak yang mereka dapat di China."

West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari berada di US$56,42 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, turun 5 sen, pada 1:20 pm waktu Singapura. Kontrak yang berakhir besok, naik 54 sen menjadi $ 56,47 kemarin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sepudin Zuhri
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper