Bisnis.com, BANDUNG — Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan angka produksi ikan tawar pada 2015 akan mencapai 800.000 ton.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jabar Jafar Ismail mengatakan potensi ikan tawar di Jabar sangat besar karena itu pihaknya berani menargetkan capaian sebesar itu.
Menurutnya, angka itu akan digenjot karena potensi ikan di Jabar masih bisa digali. “Kami menargetkan 1,2 juta ton, dari ikan tawar 800.000 dan ikan laut 200.000,” katanya di Bandung, Rabu (17/12/2014).
Guna mencapai angka tersebut pihaknya mengaku pengembangan produksi ikan tawar bukan tanpa kendala.
Saat ini, tambak yang ada menurutnya mulai tergerus dengan alih fungsi yang masif dan sumber daya air yang berkurang atau tercemar.
“Untuk meningkatkan produksi, kami melakukan perbaikan indukan dan benih ikan tawar,” ujarnya.
Dia mencontohkan sumber ikan air tawar di Jatiluhur dan Cirata yang sampai saat ini belum menemukan solusi.
Menurutnya, setiap tahun pihaknya bekerjasama dengan Universitas Padjajaran untuk empat kali meneliti kualitas air di dua waduk tersebut.
“Dari hasil penelitian ada wilayah yang kandungan airnya masih baik, ada yang tidak untuk budi daya, kami petakan itu terus,” katanya.
Meski target produksi tetap tinggi, Jafar mengakui Jabar masih memasok ikan dari daerah lain karena produksi di dalam sendiri masih belum optimal.
Dari sekitar 1 juta ton kebutuhan ikan di Jabar, 300.000 masih didatangkan dari luar seperti Gurame dan Lele dari Purwokerto. “Dari sisi benih kita masih kekurangan,” katanya.
Dia menjelaskan masih masuknya ikan dari luar dikarenakan produksi dari Jabar sendiri sebagian diekspor dan diperdagangkan ke luar daerah.
Menurutnya, budi daya ikan tawar sendiri saat ini sudah merata di sejumlah daerah. Khusus lele, produksinya sudah dilakukan oleh seluruh daerah di Jabar.
“Ikan mas juga sama, kalau udang di pantai utara dan selatan,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan potensi ikan di Jabar mulai meningkat ditandai dengan over fishing di wilayah pantai utara, sementara yang belum digarap belum optimal ada di pantai selatan.
“Di selatan ini, tantangannya berbeda karena gelombangnya lebih besar. Tapi, dengan menggunakan teknologi tinggi hasilnya akan lebih besar,” katanya.
Menurutnya, di selatan saat ini tengah dikembangkan ikan layur, ke depan pihaknya akan mendorong produksi tuna sirip biru karena memiliki nilai jual yang sangat tinggi.
Namun Heryawan mengaku, konsumsi ikan masyarakat di Jabar masih rendah.
''Ikan tawar itu, empat kali lipat hasilnya di banding laut. Kalau laut 200.000 ton setiap tahun, tawar 800.000 ton. Jadi tak ada alasan kekurangan gizi di Jabar,'' katanya.
Secara terpisah, Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Jabar menilai menghadapi pasar bebas Asean 2015 pemerintahan baru harus mampu menghadapi persaingan antar-negara Asean.
Presidium SNI Jabar Budi Laksana mengatakan sesuai perjanjian yang disepakati bahwa untuk mencapai kebutuhan antar-negara Asean tanpa bea masuk.
“Tentu saja di satu sisi bisa menghasilkan devisa negara, tapi di sisi lain konsumsi ikan masyarakat kita menjadi rendah,” katanya.
Dia menjelaskan untuk menghadapi pasar bebas Asean, diperlukan sentuhan teknologi bagi persiapan sumber daya manusia (SDM) yang unggul untuk untuk penangkapan ikan tidak optimal.
Jabar Targetkan Produksi Ikan Tawar 800.000 Ton
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan angka produksi ikan air tawar pada 2015 akan mencapai 800.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Adi Ginanjar Maulana/Wisnu Wage
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
47 menit yang lalu
Bahlil Ultimatum Pengusaha, Tagih Janji Hilirisasi Batu Bara
50 menit yang lalu