Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan produksi ikan nila pada 2017 melambat sejalan dengan penertiban keramba jaring apung (KJA) di beberapa waduk dan danau. Namun, pemerintah meyakini pengaruh itu belum signifikan.
Berdasarkan data sangat sementara Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi nila 2017 tumbuh 1,1% menjadi 1,2 juta ton. Tahun sebelumnya, produksi nila naik 2,8% menjadi 1,1 juta ton.
Pemerintah berpendapat program minapadi ikut mendukung stabilitas produksi ikan nila. Tahun lalu, pemerintah menggelar program minapadi di atas lahan seluas 210 ha. KKP memberikan bantuan benih nila dan pakan.
Seperti diketahui, beberapa pemda berupaya mengurangi jumlah KJA di waduk dan danau karena jumlahnya yang melebihi daya dukung membuat pemberian pakan berlebihan sehingga mencemari perairan.
Di Jawa Barat, KJA Waduk Jatiluhur dinolkan, sedangkan KJA di Waduk Cirata dikurangi. Di Danau Toba, Sumatra Utara, jumlah KJA dibatasi setara produksi 10.000 ton mulai 2017 dari semula 80.000 ton.
Pandangan Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT) justru bertolak belakang. Konsumsi pakan ikan semester I/2017 hanya tumbuh 3% dari realisasi periode sama tahun lalu yang sebanyak 652.422 ton.
GPMT menilai rencana penataan ulang KJA di beberapa waduk mengerem aktivitas pembudidaya. Para pembudi daya kala itu tidak berekspansi karena khawatir rasionalisasi KJA diwujudkan di tengah jalan.
Produksi Ikan Nila Nasional 2012-2017
Tahun | Produksi (Ton) |
2013 | 914.778 |
2014 | 999.695 |
2015 | 1.084.281 |
2016 | 1.114.156 |
2017*) | 1.155.374 |
*) Angka sementara
Sumber: Ditjen Perikanan Budidaya KKP