Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Depan, Produksi DOC Ditekan 30%

Gabungan Perusahaan Pembibitan unggas sepakat untuk mengurangi produksi bibit ayam (day old chicken/DOC) sebesar 20%-30% pada 2015 guna mencegah kelebihan pasokan dan harga yang anjlok.

Bisnis.com, JAKARTA--‎Gabungan Perusahaan Pembibitan unggas sepakat untuk mengurangi produksi bibit ayam (day old chicken/DOC) sebesar 20%-30% pada 2015 guna mencegah kelebihan pasokan dan harga yang anjlok.

Desianto B. Utomo, Sekretaris Jenderal Gabungan P‎erusahaan Makanan Ternak ‎(GPMT) yang juga menjabat sebagai VP Charoen Pokphand Indonesia, mengatakan saat ini pasar unggas mengalami oversuplai DOC.

Menurut Desianto, kemampuan terpasang produksi DOC sekitar 55 juta-60 juta per minggu, padahal permintaan pasar hanya 44 juta-45 juta per minggu. Dengan demikian, terjadi oversuplai 10 juta-15 juta DOC per minggu.

"‎Kita akan mencoba untuk mengurangi suplai secara nasional, secara bertahap karena terjadi oversuplai. Jadi asosiasi melalui GPPU (Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas) mau mengurangi 20%-30% tahun depan," katanya di kantor Wapres, Rabu (16/12).

Langkah tersebut diharapkan dapat mencegah suplai DOC membanjiri pasar yang menyebabkan harga jatuh. Saat ini harga DOC di pasar sekitar Rp500-1.000 per ekor, padahal dalam kondisi normal harganya berada pada kisaran Rp3.000-4.000 per ekor.

"Nah, kalau suplai sudah dikontrol, diharapkan harga DOC maupun ayam potongnya bisa naik secara spontan," tuturnya.

Pengurangan produksi DOC terjadi di tengah realisasi produksi yang masih dibawah kapasitas terpasang. Menurut Desianto, idle capacity industri DOC nasional mencapai 20%-25%.

‎"Dalam hal kapasitas, kita mampu produksi lebih banyak. Tapi jangan sampai overproduce, over suplai dihilir. Itulah mengapa kita sepakat untuk mengurangi suplai DOC maupun jumlah DOC di pasar untuk mendongkrak harga livebird di pasar supaya lebih baik," imbuhnya.

Pilihan tersebut terpaksa diambil lantaran larangan ekspor DOC‎ dan terbatasnya serapan industri produk olahan ayam yang diestimasi hanya sekitar 15%.

Sebagai konsekuensi atas keputusan tersebut, produksi pakan unggas juga diproyeksi tertekan. Dari kapasitas terpasang 20 juta ton, produksi hanya 15,5 juta ton.

Pada tahun ini, emiten berkode CPIN itu memproduksi DOC sebanyak 15 juta-16 juta per minggu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper