Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peternak Ungkap Penyebab Harga Daging Ayam Meroket

Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) mengungkapkan penyebab kenaikan harga ayam.
Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) mengungkapkan penyebab kenaikan harga ayam. /Widodo Makmur Unggas
Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) mengungkapkan penyebab kenaikan harga ayam. /Widodo Makmur Unggas

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) mengungkapkan penyebab kenaikan harga ayam belakangan ini lantaran bibit ayam (Day Old Chik/DOC) dan pakan mengalami lonjakan. Peternak meyakini jika kenaikan ayam karkas saat ini masih sangat wajar.

Sekjen Gopan Sugeng Wahyudi mengatakan kenaikan harga DOC dan pakan telah berkontribusi pada kenaikan biaya produksi yang mencapai 12 persen. Alhasil, dengan kenaikan tersebut, harga ayam yang tahun lalu modalnya Rp18.000 per kilogram (kg) saat ini mencapai Rp21.500 per kg.

“Kalau 2022 itu modalnya Rp18.000, tapi harga jualnya Rp17.000. Artinya peternak merugi. Makanya sekarang dari Rp18.000 ke Rp23.000 seakan lompatannya luar biasa,” ujar Sugeng kepada Bisnis, Selasa (4/7/2023).

Dia menuturkan pada saat ini harga ayam di kandang lebih baik dibanding tahun lalu. Sebab, harga jualnya sudah di atas biaya produksi. Meski begitu, menurut Sugeng, keuntungan tersebut wajar diperoleh lantaran pada 2022 ke belakang peternak mandiri kerap merugi.

“Per hari ini ayam yang dipanen itu modalnya Rp21.500. Harga jualnya Rp23.500 di kandang. Kalau itu jadi daging di pasar, kalikan 1,6, berarti Rp34.500. Kalau ada di pasar becek itu jadi Rp38.000. Kalau rame- rame itu harga ayam fillet yang sampai Rp50.000-Rp60.000. Itu untuk bakso dan lain lain,” tutur Sugeng.

Dia mengungkapkan, kenaikan harga ayam saat ini sedikit dinikmati oleh peternak skala UMKM. Sebab, saat harga ayam rendah pada tahun lalu ke belakang, banyak peternak gulung tikar.

“2023 keterlibatan peternak mandiri sedikit. Sebagian besar ayam di pasaran itu berasal dari peternak besar integrator. Kenapa sedikit, karena banyak tutup pas 2022 ke belakang itu lantaran rugi besar,” ucap Sugeng.

Terkait banyaknya pedagang yang mogok jualan di berbagai daerah, Sugeng menjelaskan hal tersebut lantaran para pengumpul dan broker ayam keuntungannya jadi tipis saat ini. Para broker adalah pihak yang biasanya membeli ayam dari kendang.

Adapun, pengumpul merupakan pihak yang membeli ayam dari broker dan mempunyai langganan para pedagang-pedagang ayam di pasar tradisional.

“Mungkin sekarang keuntungannya tidak seperti pas harga ayam Rp18.000 di kandang. Dia jualnya bisa jual Rp30.000-32.000. Sekarang kan keuntungannya makin sedikit,” ujar Sugeng.

Melansir Panel Harga Badan Pangan  Nasional per hari ini, harga daging ayam rata-rata secara nasional Rp38.650 per kg. Untuk di DKI Jakarta sendiri harga ayam per ekor saat ini Rp45.571.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper