Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Karet Andalkan Proyek Infrastruktur

Penggunaan karet guna pembangunan infrastruktur pemerintah seperti pelabuhan dan pembangunan jalan raya pada 2015 menjadi solusi tunggal guna membangkitkan industri hilir karet nasional.
Produk karet olahan. Pengembangan industri andalkan proyek infrastruktur/Bisnis
Produk karet olahan. Pengembangan industri andalkan proyek infrastruktur/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA— Penggunaan karet guna pembangunan infrastruktur pemerintah seperti pelabuhan dan pembangunan jalan raya pada 2015 menjadi solusi tunggal guna membangkitkan industri hilir karet nasional.

Ketua Bidang Ekonomi Dewan Karet Nasional (Dekarindo) Ahmad Safiun mengatakan satu-satunya titik terang bagi industri berbahan karet pada tahun depan adalah dock fender (bantalan pelabuhan) dan aspal karet guna pembangunan infrastruktur jalan raya.

“Teknologi aspal karet sudah kita miliki sejak 1950-an produknya bagus dan tahan lama, tetapi tidak digunakan. Belum lagi untuk bantalan pelabuhan, karena selama ini pelabuhan kita masih menggunakan ban bekas, kalau tidak impor dari Jepang, Korea dan China,” tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (15/12/2014).

Prosepek industri hilir karet jelas akan terdongkrak mengingat anggaran pemerintah guna membangun infrastruktur pelabuhan baru maupun revitalisasi pelabuhan serta pembangunan jalan raya begitu besar. Safiun mengatakan tidak bisa lagi Indonesia mengandalkan ekspor karet mentah, tetapi harus mandiri dengan menghadirkan penghiliran industri karet.

Data Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan proyek infrastruktur yang harus dibangun pada 2015 - 2019 diantaranya pembangunan jalan baru sepanjang 2.650 km, jalan tol 1.000 km, dan pemeliharaan jalan 46.770 km.  Selain itu, pembangunan pelabuhan penyeberangan di 60 lokasi, pembangunan 24 pelabuhan baru menjadi program serius yang akan terealisasi.

Pembangunan 24 pelabuhan diproyeksi akan menelan biaya mencapai Rp243 triliun, pengembangan pelabuhan non-komersil Rp198 triliun dan pengembangan pelabuhan komersil senilai Rp41 triliun. Sementara untuk pembangunan jalan raya selama lima tahun mendatang diperlukan Rp805 triliun.

Safiun mengatakan Dekarindo sudah mengadakan rangkaian koordinasi dengan Menteri Koordinator Maritim guna tidak lagi menggunakan ban karet bekas dan digantikan dengan dock fender hasil produksi dalam negeri. “Itulah alasan kapal besar malas merapat di pelabuhan kita, dock fendernya berasal dari ban bekas, body kapal mereka rusak.” Katanya.

Selain menggantungkan serapan dari pembangunan infrastruktur, produk karet hilir juga digunakan untuk milling machine di sektor pertambangan. Menurutnya, serapan untuk milling machine sebesar 312,5 ton per bulan untuk memenuhi kebutuhan seluruh pertambangan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper