Bisnis.com, JAKARTA - Penyederhaan izin menjadi prioritas Franky Sibarani dalam menjalankan tanggung jawab sebagai kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo sejak awal.
Dalam serah terima jabatan, malam ini (27/11/2014), Franky mengatakan pembenahan perizinan menjadi langkah penting dalam peningkatan daya saing Indonesia yang selama juga dia serukan saat menjadi Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).
"Kalau itu dibenahi. akan menjadi keunggulan tersendiri. Tantangan ke depan akan lebih sulit sehingga perlu mengintergrasikan layanan satu pintu, mungkin lewat keppres," ungkapnya, di kantor BKPM.
Menurutnya, prioritas memperbaiki izin investasi sangat dibutuhkan agar lebih cepat, sederhana, transparan, dan terintergrasi. Selama ini, sambungnya, perizinan memakan waktu lama di aspek izin konstruksi, selain izin prinsip dan operasional.
Sayangnya, dari awal hingga akhir, Franky tidak menyebutkan strategi ke depan agar peningkatan investasi sejalan dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja. Selama ini, realisasi peningkatan investasi tidak sejalan dengan penyerapan tenaga kerja.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi mengatakan perlu adanya pengelolaan sistem tenaga kerja, khususnya terkait upah buruh yang selama ini menjadi penghambat investor asing masuk ke sektor manufaktur padat karya.
Jika perlu dipatok betul kenaikan upah dalam lima tahun ke depan, upah plus inflasi yang juga disesuaikan dengan produktivitas, katanya.
Dia mengapresiasai langkah pemerintah untuk memberikan insetif rusunawa dan rumah sakit buruh yang pada akhirnya membantu menumbuhkan industri manufakturing padat karya. Artinya, para investor terbantu dari sisi labour cost.
Sofjan juga mengungkapkan perlunya penggenjotan investasi domestik (PMDN), jangan hanya fokus pada investasi asing langsung (PMA). Menurutnya, potensi PMDN sangat besar namun selama ini takut pada gejolak buruh.
Penggenjotan investasi, sambungnya, diharapkan tidak terus fokus pada sektor yang selama ini sudah ada. Pemerintah perlu mengarahkan investasi pada industry bahan baku, hulu, termasuk kompenen yang selama ini selalu diimpor.
Dengan adanya arah pada sektor itu, daya saing nasional akan lebih kuat dan membantu dalam mengatasi defisit neraca perdagangan maupun defisit transaksi berjalan.
Sudah tidak ada lagi masanya jadi tukang jahit, prioritas pada ekspor yang disokong bahan baku dari dalam negeri. Selama ini ketika kita ingin maju [ekspor], trade deficit naik, tiap kali overheating, katanya.
Sofjan optimistis akan ada perbaikan dari sisi investasi dengan komando Franky. Mantan Menteri Perindustrian MS Hidayat juga demikian. Menurutnya, Franky dianggap sosok yang kritis.
Dia tahu industri dan investasi. Mudah-mudahan pandai bernegosiaasi menghadapi para investor. Right men in the right place, kata dia.
Mantan Kepala BKPM Mahendra Siregar dalam kesempatan itu juga menyatakan bersedeia mendukung dan membantu jika Franky butuh bantuan. Capaian lima tahun lalu bisa dibaca-baca untuk referensi.