Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki kondisi jalan nasional sebagai langkah untuk turut andil dalam pembangunan Jalan Trans Asia atau Trans Asia Highway.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Waskito Pandu mengatakan Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara telah memiliki jaringan jalan besar yang membentang sepanjang 368,360 km.
Namun, dari total panjang jalan tersebut, baru 213,649 kilometer jalan yang kondisinya sudah beraspal, sedangkan sisanya 154,711 kilometer masih belum beraspal.
"Untuk membantu menjembatani kesenjangan infrastruktur tersebut, selama tahun 2015-2019 Bappenas berencana untuk menginvestasikan anggaran US$104 miliar atau 19% diinvestasikan pada jalan," kata Pandu, Jumat (14/11/2014).
Menurutnya, penguatan konektivitas nasional perlu dilakukan karena Indonesia akan menjadi negara sekaligus mitra dagang strategis di kawasan Asia. Diperkirakan jaringan jalan raya Asia akan menghubungkan hampir satu miliar orang atau 50% dari populasi total perkotaan di negara-negara yang menandatangani perjanjian antar pemerintah pada jaringan jalan raya asia.
Sementara itu, Presiden Road Engineering Association of Asia and Australasia (REAAA) Hermanto Dardak mengungkapkan kualitas dan kondisi jalan yang menjadi bagian Trans Asia ditentukan kedalam 3 klasifikasi.
Saat ini, ujarnya, mayoritas kondisi jalan di Indonesia yang menjadi jaringan jalan Trans Asia masih termasuk kedalam kelas tiga. Menurutnya, dibutuhkan waktu selama 5 tahun untuk meningkatkan kondisi jalan di Indonesia menjadi kelas satu.
"Kesiapan jalan kita yang menjadi bagian Trans Asia sudah mencapai 90%. Untuk memenuhi 10% sisanya kami optimistis bisa diselesaikan dalam waktu 5 tahun," tuturnya.