Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Luar Negeri mengaku masih belum memutuskan untuk berkomitmen terhadap salah satu dari dua pakta perdagangan yang digalang oleh dua kutub perekonomian dunia, AS dan China.
Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir menyatakan meskipun kedua forum tersebut sama-sama menyimpan nilai strategis bagi perdagangan Indonesia, namun kementerian masih menimbang mana yang paling cocok antara AS dengan Trans-Pacific Partnership (TPP) dan Free Trade Area of the Asia Pacific
(FTAAP) yang dimotori oleh China.
"Untuk TPP, memang belum ada perkembangan. FTAAP masih kami kaji. Yang jelas, kita masih lihat dulu kepentingan nasional kita, mana yang paling menguntungkan," ungkapnya di sela acara US-Indonesia Investment Summit, Rabu (12/11).
Pada KTT APEC 2014 yang baru saja digelar, China getol mempromosikan FTAAP dengan aegnda Maritime Silk Road of the 21st Century senilai
US$40 miliar sementara AS masih menunggu respons Jepang sebelum menindaklanjuti TPP.
Fachir menegaskan jika kedua negara tersebut adalah mitra strategis dan penting bagi Indonesia sehingga jika tidak sangat diperlukan, Indonesia tidak akan condong ke salah satu kutub saja.