Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serapan Anggaran Infrastruktur Belum Signifikan Hingga 2015

Potensi penyerapan pasar konstruksi di bidang infrastruktur, khususnya sektor sipil pada tahun 2015 diprediksi tidak akan mengalami peningkatan yang signifikan.

Bisnis.com, JAKARTA--Potensi penyerapan pasar konstruksi di bidang infrastruktur, khususnya sektor sipil pada tahun 2015 diprediksi tidak akan mengalami peningkatan yang signifikan.

Berdasarkan hasil survei PT BCI Asia selaku lembaga survei konstruksi nasional menyatakan, pada tahun depan potensi penyerapan anggaran infrastruktur di sektor sipil diprediksi hanya meningkat 3% atau Rp90,355, jika dibandingkan dengan penyerapan pada tahun ini yang tercatat Rp87,669 triliun atau 27%.

Country Manager PT BCI Asia, Agus Dinar mengatakan rendahnya potensi penyerapan anggaran di sektor sipil disebabkan karena keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah. Di tahun ini pemerintah hanya memiliki Rp68 triliun, dari total kebutuhan Rp200 triliun.

"Kendalanya disebabkan karena pemerintah memiliki anggaran yang terbatas, sedangkan pihak swasta masih belum berani terlibat terlalu banyak karena khawatir terhadap ancaman inflasi," kata Agus, di Jakarta Senin (10/11).

Menurutnya, saat ini pihak swasta belum berani menggelontorkan modal dengan jumlah besar karena masih wait and see dengan iklim investasi di Indonesia. Apalagi, diperkirakan inflasi pada tahun depan akan meningkat dengan adanya rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Namun, dia mengungkapkan penyerapan pasar konstruksi di bidang infrastruktur masih terbantu dengan adanya potensi penyerapan anggaran yang cukup memuaskan di sektor utilitas. Pada tahun depan, sektor utilitas diproyeksikan bisa menyerap anggaran lebih besar, mencapai 60% atau Rp95,498 triliun.

"Kalau di total secara keseluruhan, serapan anggaran dari dua sektor itu mencapai Rp185 triliun. Penyerapan di tahun depan sepertinya terbantu dengan sektor utilitas," ujarnya.

Menurutnya, penyerapan anggaran infrastruktur di sektor utilitas ini lebih tinggi, disebabkan karena pemerintahan baru dibawah kepemimpinan Jokowi-JK tengah menggenjot pembangunan infrastruktur di sektor energi kelistrikan (power plant).

Proyek-proyek infrastruktur di sektor utilities yang akan digenjot pembangunannya antara lain adalah proyek Karaha Bodas Geothermal Power Plant di Jawa Barat, Lontar Steam Power Plant Extension di Jakarta, PLTU Jawa (IPP-Banten) di Banten, Pulogadung Gas Insulated Substantion-Recondition di Jakarta, dan sebagainya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper