Bisnis.com, BALIKPAPAN — Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan Indonesia akan berada di posisi yang sulit dan repot apabila tidak melakukan konversi bahan bakar minyak ke gas.
“Karena kita akan sangat tergantung pada BBM impor dan ini menggerus devisa. Dari sisi ketahanan energi nasional juga tidak baik. Karena kita belum punya cadangan minyak yang cukup,” tuturnya, Senin (27/10/2014)
Oleh karena itu, lanjutnya, Pertamina berupaya memberdayakan cadangan gas yang dimiliki oleh Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki cadangan gas sebanyak 97 tcf (trillion cubic feet) dengan gas potensial sekitar 90 tcf.
Selain itu, Pertamina juga berupaya mengimplementasikan konversi bahan bakar tersebut pada seluruh unit mobil tangki BBM Pertamina. Dia juga mengatakan, akan lebih baik lagi apabila kendaraan angkutan besar jalur darat dan alat-alat berat pun turut melakukan konversi dalam waktu dekat.
“Menurut catatan, jumlah truk angkutan berat dan bus yang ada itu sekitar 1,5-1,6 juta unit. Asumsikan kalau sepertiga dari itu 5-6 tahun mendatang bisa kita konversi ke gas, maka itu sebuah penghematan yang sangat besar,” tuturnya.
Pertamina sendiri kini tengah melakukan uji coba pembauran bahan bakar pada lima unit mobil tangki BBM dengan komposisi 43% Solar dan 57% LNG. Apabila konversi dilakukan ke seluruh unit mobil tangki BBM, maka Pertamina dapat menghemat 42.000 KL Solar per tahun, setara dengan Rp280 miliar per tahun.