Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah akan mengandalkan empat instrumen surat utang untuk menggaet valuta asing untuk menutup 20% kebutuhan pembiayaan bruto APBN 2015 yang mencapai Rp431,4 triliun.
Empat surat berharga negara (SBN) valas itu mencakup global bond, sukuk global, euro bond, dan samurai bond. Euro bond dan samurai bond kembali diterbitkan sebagai bagian diversifikasi untuk mengurangi ketergantungan pada utang dalam bentuk dolar Amerika Serikat.
"Itu nanti kami cocokkan juga supaya nanti bisa kita pakai untuk refinancing atau untuk membayar debt service (pembayaran bunga utang)," kata Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan, Jumat (24/10/2014).
Dalam APBN 2015, pemerintah merencanakan pembiayaan bruto Rp431,4 triliun dengan 80% SBN diterbitkan di pasar domestik dan sisanya di pasar global.
Dia menuturkan penerbitan SBN valas sangat mungkin dilakukan paruh pertama 2015 untuk mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga di Amerika Serikat yang bisa dilakukan kapanpun tahun depan.
Pemerintah menyadari likuiditas akan mengetat tahun depan akibat normalisasi suku bunga the Fed. Namun, Robert meyakini reformasi ekonomi di Indonesia akan menjadi daya tarik SUN di samping imbal hasil (yield) yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan negara sejenis.
"Mudah-mudahan ada kebijakan baru dari pemerintahan baru untuk menambah keyakinan investor," ujarnya.