Bisnis.com, JAKARTA – PT Bantaeng Sigma Energi (BSE) melakukan peletakan batu pertama pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x300 MW di kawasan Bantaeng Industrial Park (BIP), Bantaeng, Sulawesi Selatan.
PT BSE merupakan perusahaan patungan BTN Power (M)Sdn Bhd, PT Biidznillah Tambang Nusantara, dan PT Infinity Capital. BTN Power merupakan pemegang saham mayoritas, sedangkan untuk desain dan teknologi PLTU digarap oleh China Machinery Engineering Corporation (CMEC).
Acara peletakan batu pertama PLTU tersebut dihadiri oleh Staf Ahli Menteri Perekonomian Bidang Pembangunan Daerah Wahyu Utomo, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Duta Besar RI untuk Malaysia Heru Prayitno, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto, Wakil Bupati Bulukumba, perwakilan CMEC Cao Yeu Jun, Direktur Utama BTN Power Dato Naziruddin, serta beberapa perusahaan yang akan membangun smelter di BIP.
Direktur Utama BTN Power Dato Naziruddin mengatakan peletakan batu pertama pembangunan PLTU yang menelan biaya sebesar US$1,1 miliar itu, merupakan tindak lanjut dari kesepakatan antara BTN Power, CMEC, dan pemerintah daerah Bantaeng yang ditandatangani pada Agustus 2014.
Sebelumnya, pada Mei 2014, BTN Power juga telah menandatangani EPC kontrak dengan CMEC.
“Untuk batu bara pembangkit ini akan didatangkan dari tambang milik BTN Group di wilayah Kalimantan Selatan,” ujar Naziruddin melalui keterangan resmi, Kamis (16/10/2014).
Dia menjelaskan CMEC sudah mengirimkan tim teknis ke lokasi dan sedang bekerja menyiapkan desain power plant. CMEC, lanjutnya, juga berencana meningkatkan kapasitas pembangkit untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan tersebut.
Menurut Naziruddin, pengerjaan proyek pembangkit tersebut ditargetkan selesai dalam waktu sekitar 8 bulan. Untuk mempercepat pembangunan pembangkit di BIP, BTN Power sudah berkomitmen untuk membangun pelabuhan (jetty) sementara di kawasan BIP dan diperkirakan selesai pada akhir semester I/2015.
“Insya Allah, kami optimis akan selesai tepat waktu, sebab ada sokongan dari pemerintah baik pusat maupun daerah juga perusahaan-perusahaan yang akan membangun smelter di kawasan BIP,” ungkapnya.
Selain itu, Naziruddin mengatakan BTN Power juga sudah melakukan pembicaraan dengan delapan perusahaan yang akan membangun smelter di kawasan itu. Dalam waktu dekat, akan dilakukan penandatangan kesepakatan antara BTN Power juga perusahaan-perusahaan yang akan membangun smelter.
Rencananya, pembangunan smelter yang diperkirakan membutuhkan dana sekitar US$4-US$5 miliar itu, akan menggunakan sekitar 25% dari total 3.000 hektare kawasan BIP.
“Dengan investasi yang sudah dikeluarkan serta jumlah perusahaan yang sudah berkomitmen, BIP akan menjadi kawasan smelter nikel terbesar di dunia,” tuturnya.