Bisnis.com, JAKARTA--Pesatnya pertumbuhan pada sektor perkantoran di Jakarta (Indonesia), Manila (Filipina), dan Hanoi (Vietnam), menunjukkan tingginya ivestasi asing di lokasi-lokasi tersebut dalam beberapa tahun terakhir, yang diperkirakan akan kembali bergairah pada tahun depan.
Negara-negara tersebut memperlihatkan pertumbuhan ekonomi paling baik di antara negara berkembang lainnya, yang dipastikan akan mendukung tumbuhnya permintaan properti di semua golongan.
Cushman & Wakefield Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif telah memperkuat ekspansi bisnis selama tiga tahun terakhir di kota tersebut, sehingga membuat tingkat hunian perkantoran berada pada level yang tinggi saat ini.
Walaupun harga sewa kantor di Jakarta tumbuh cepat, harga sewa ruang kantor grade A tetap lebih rendah dibanding negara-negara Asia Pasifik lainnya. Pada kuartal II/2014, harga sewa pada gedung perkantoran grade A sebesar US$39/m2/tahun.
Besaran itu 50% lebih rendah dari harga sewa di New Delhi (India), sebagai negara dengan harga sewa paling mahal di antara negara berkembang lainnya.
Dari segi pasokan, khususnya di kawasan pusat bisnis Jakarta, juga akan mencatatkan pertumbuhan yang signifikan hingga 2018, di mana jumlah ruang kantor mencapai 6,6 juta m2.
Pertumbuhan yang serupa juga terjadi di pusat bisnis di Filipina dan Myanmar. Sektor perkantoran di Manila mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, dilatarbelakangi oleh tumbuhnya sektor Business Process Outsourcing (BPO) yang sangat berkembang.
Sementara pertumbuhan di Vietnam dipacu oleh sektor manufaktur sebagai katalisator utama bagi pertumbuhan pasar properti. Selain di Hanoi, proyek baru juga bayak dikerjakan di Ho Chi Minh untuk dua tahun ke depan. Diperkirakan jumlah pasokan baru di dua lokasi tersebut mencapai 929.000 m2 pada 2016.