Bisnis.com, PADANG—Maroko berencana memenuhi kebutuhan konsumsi ikan tuna dan ikan lainnya di negara itu dari Indonesia. Negara kawasan Afrika Utara itu sudah menjalin kesepatan dengan Provinsi Sumatra Barat untuk impor ikan tuna.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar Yosmeri memaparkan sudah terjalin kesepakatan dengan Dewan Daerah Provinsi Fes Boulmane, Maroko untuk kerjasama perdagangan ikan tuna asal Sumbar.
“Sudah ada kesepakatan dengan Maroko, mereka menawarkan untuk mengimpor tiga produk ikan asal Sumbar,” katanya di Padang, Senin (13/10/2014).
Yosmeri menyebutkan salah satu negara di kawasan Afrika Utara itu berencana mengimpor kebutuhan ikan tuna dan sejumlah jenis ikan lainnya dari Indonesia.
Dalam kerjasama itu, Maroko meminta Sumbar mengekspor 40 ton atau 2 kontainer tuna segar per bulan, 80 ton tuna kaleng per bulan, dan 100 ton atau 5 kontainer ikan kerapu per bulan.
“Untuk tuna segar tidak ada masalah. Yang kami tidak bisa penuhi adalah untuk kerapu, karena budidaya kerapu di Sumbar masih terbatas, produksinya baru setengah dari permintaan,” terangnya.
Sementara untuk tuna kaleng, karena belum tersedianya pabrik pengalengan di Sumbar, Pemerintah Maroko berencana memberikan bantuan mesin pengalengan dengan kapasitas mesin sesuai kebutuhan impor Maroko.
“Tinggal produksi kerapu ini yang perlu ditingkatkan,” kata Yosmeri.
Dia menuturkan lembaganya akan menggandeng swasta untuk pengembangan nelayan, sehingga nelayan memiliki peralatan tangkap yang memadai dan produksi ikan bisa ditingkatkan.
Sebelum kerjasama dengan Maroko, ikan asal Sumbar terutama jenis ikan tuna diekspor ke Amerika Serikat dan Jepang. Namun jumlahnya masih terbatas. Sebagian kecil diekspor ke negara-negara seperti Hongkong, Singapura, dan Malaysia.