Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR PROPERTI: Diperkirakan Melambat Sampai Akhir 2014

Indonesia Property Watch memperkirakan pasar properti di Tanah Air bakal melambat sampai akhir tahun 2014.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Pasar perumahan diperkirakan sedang mencari keseimbangan baru, hal itu berdampak pada perlambatan angka penjualan.

Indonesia Property Watch memperkirakan pasar properti di Tanah Air bakal melambat sampai akhir tahun 2014.

"Sampai akhir tahun 2014 diperkirakan pasar akan mengalami perlambatan meski proses transisi ke pemerintahan baru relatif berjalan lancar," kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda, Senin (13/10/2014).

Menurut Ali, perlambatan tersebut dinilai lebih karena pasar perumahan saat ini masih mencari bentuk keseimbangan baru terutama setelah terjadi percepatan pasar properti yang signifikan dua tahun terakhir.

Ia mengingatkan, kenaikan harga tanah yang terjadi dalam dua sampai tiga tahun belakangan membuat para pengembang relatif "terjebak" dengan patokan harga yang sudah tinggi.

Akibatnya, ujar dia, banyak pengembang yang kesulitan membangun rumah menengah sampai atas karena harga tanah yang sudah tinggi tidak terjangkau oleh daya beli yang ada.

"Untuk kalangan investor sekalipun, harga rumah yang tinggi dinilai sudah tidak rasional lagi," katanya.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch juga berpendapat, pasar berangsur-angsur bergeser ke segmen menengah dengan menyasar kaum end user alias pengguna langsung.

Namun, lanjutnya, harga tanah yang tinggi membuat pengembang kesulitan mematok harga jual.

Lokasi perumahan menengah pun relatif semakin menjauh dari pusat kota.

Untuk itu, menurut dia, beberapa pengembang mulai memilih untuk membangun secara vertikal dan mengambil pasar apartemen segmen menengah.

Ali mengemukakan, bagi kalangan konsumen yang lebih menggunakan KPR relatif masih terhambat suku bunga yang tinggi. "Menyikapi hal itu banyak pengembang yang membuat strategi cicilan uang muka yang dapat diangsur bahkan selama tiga tahun," katanya.

Hal itu dinilai Ali juga sebagai antisipasi pihak pengembang dalam hal pengetatan penjualan rumah secara inden yang diberlakukan Bank Indonesia.

Sebelumnya, Ali Tranghanda meminta Pemerintah mesti membantu rakyat seperti kelas menengah perkotaan agar tidak "terjebak" dengan minimnya opsi pembelian properti untuk tempat tinggal.

"Saat ini kaum menengah dalam posisi terjebak dengan ketersediaan hunian yang ada," kata Ali Tranghanda.

Untuk itu, ia menegaskan, pemerintah harus segera turun tangan membangun pasokan hunian vertikal di perkotaan untuk segmen menengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper