Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI INDONESIA: Manufaktur Melambat

Perekonomian Indonesia kembali berkontraksi pada triwulan III/2014, terindikasi dari indeks manufaktur atau Prompt Manufacturing Index (PMI) dan pertumbuhan dunia usaha yang kembali melambat.

Bisnis,com, JAKARTA--Perekonomian Indonesia kembali berkontraksi pada triwulan III/2014, terindikasi dari indeks manufaktur atau Prompt Manufacturing Index (PMI) dan pertumbuhan dunia usaha yang kembali melambat.

Dalam publikasinya, Bank Indonesia (BI) mencatat PMI melemah sekitar 3% menjadi 49,45% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Sejak akhir 2012, PMI Indonesia berkutat pada rentang 47,18%-56,36% dengan rerata 50,85%.

PMI adalah komposit indikator yang memberikan gambaran tentang kondisi sektor industri dalam negeri. Indeks di atas 50 menunjukkan sinyal ekspansi usaha sedangkan di bawah 50 mensinyalkan kontraksi usaha.

Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi (LPEMFEUI) Kadek Dian Sutrisna mengatakan besaran indeks manufaktur itu menunjukkan masalah utama di sektor manufaktur belum terpecahkan.

"Tekanan terutama dari kenaikan upah dan dari eksternal. Ada juga masalah infrastruktur, biaya logistik, dan kebijakan yang tak sejalan antara pusat dan daerah," katanya kepada Bisnis, Jumat (10/10/2014).

LPEM memproyeksikan sektor manufaktur memang cenderung melambat sepanjang tahun ini. Dengan demikian, sambung Kadek, kontraksi ini tentu berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi.

Apalagi, kontribusi sektor ini terhadap produk domestik bruto nyaris berkisar 30% dan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi.

Perlambatan PMI dikonfirmasi oleh kontraksi 3 indikator dari total 5 indikator pembentuknya. Indeks volume pemesanan, indeks penerimaan pesanan barang input, dan indeks tenaga kerja tercatat melemah.

Hanya indeks volume produksi dan indeks persediaan barang jadi yang mencatatkan pertumbuhan. Itupun pertumbuhan keduanya masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Indeks tenaga kerja menunjukkan realisasi pada triwulan III/2014 menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Indeks tenaga kerja, yang diukur menggunakan saldo bersih tertimbang (SBT) tercatat melemah dari 2,9% menjadi 2,62%.

Sementara itu, dari sisi investasi tercatat melemah tipis. Realisasi yang terbesar ada di sektor industri pengolahan dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper