Bisnis.com, MALANG — Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Malang meminta PT Pertamina (Persero) lebih proaktif dalam pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di daerah.
Ketua Hiswana Migas Malang Teuku Rizal Pahlevi mengatakan pembangunan SPBG membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Karena itulah jika pasar bahan bakar tersebut masih belum ada, setidaknya masih sedikit, maka pengusaha akan sulit untuk diminta membangun SPBG.
“Apalagi dengan harga premium yang masih disubsidi besar, maka maka bahan bakar gas masih kurang kompetitif,” kata Rizal di Malang, Senin (6/10/2014).
Karena itulah, agar pengusaha tertarik untuk membangun SPBG, maka Pertamina harus membangun pasar terlebih dulu.
Dia mencontohkan, program penggantian konventer harus digencarkan. Misalnya dengan memberikan bantuan kepada angkutan massal dan mobil-mobil milik pemerintah dan BUMN.
Selain itu perlu pula harga premium dan solar perlu dinaikkan sehingga harga gas menjadi lebih kompetitif karena dinilai lebih murah oleh konsumen.
Langkah yang juga bisa ditempuh Pertamina, membangun sendiri SPBG di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang sudah ada.
Dengan begitu, maka pemilik SPBU tidak memerlukan investasi yang besar untuk membangun SPBG.
Dia memperkirakan, untuk membangun SPBG di kompleks SPBU investasinyaRp2 miliar.
Dengan investasi sebesar itu jika tidak diimbangi dengan omzet penjualan gas yang tinggi, maka balik modalnya akan lama.
Padahal pengusaha dalam melakukan investasi biasanya menggunakan dana dari bank. “Kan berat bagi investor jika pasar gas masih kecil, padahal dana investasi berasal dari kredit bank. Investor harus membayar pokok angsuran dan ditambah dengan bunga kredit,” ujarnya.
Rencana pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang akan menaikkan harga bahan bakar umum sebesar 30%, dia nilai, akan dapat mendorong konsumen beralih ke bahan bakar alternatif, seperi gas.
Dengan kenaikan 30%, maka harga premium nantinya menjadi Rp8.450 per liter. Dengan harga sebesar itu, mnaka selisihnya dengan Pertamax menjadi tidak terlalu besar.
Jika harga gas jauh lebih rendah bila dibandingkan harga premium dan solar, otomatis masyarakat beralih mengkonsumsi gas. “Tapi syaratnya infrastrukturnya harus siap,” ujarnya. Contohnya, SPBG jumlahnya sudah banyak.
Juga peralatan konventer juga banyak dipasar dan harganya terjangkau sehingga bisa menarik masyarakat mengkonsumsi bahan bakar gas.