Bisnis.com, JAKARTA--Belanja iklan diprediksi hanya akan meningkat sebesar 8% pada akhir tahun ini. Angka ini jauh dibawah peningkatan belanja iklan pada tahun 2013 lalu yang meningkat 20% dibanding tahun sebelumnya. Tahun lalu total belanja iklan senilai Rp125 triliun.
Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Haris Thajeb mengatakan kegaduhan politik yang berkepanjangan menyebabkan kalangan pengusaha tidak begitu tertarik meningkatkan belanja iklan.
Dia menambahkan, meskipun momentum pemilihan presiden dan gelaran piala dunia digelar hampir bersamaan pada pertengahan tahun ini namun hal tersebut tidak berpengaruh signifikan untuk meningkatkan belanja iklan.
“Kami prediksi peningkatan hanya 8%, meskipun harusnya kenaikannya bisa 22%. Ini disebabkan karena kericuhan politik seperti pemilihan pimpinan DPR hingga gugatan UU di MK,” ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (3/10/2014).
Data P3EI menyebutkan, belanja iklan pada kuartal tiga tahun ini mengalami penurunan sebesar 12% atau Rp23,6 triliun dibanding kuartal dua yang mencapai Rp58 triliun.
Menurut Harris faktor lain yang menyebabkan peningkatan belanja iklan tidak terlalu signifikan adalah wacana terkait rencana pemerintah baru untuk menaikkan harga bahan bakar minyak pada akhir tahun ini.
Harris memprediksi kondisi ini akan mulai membaik pada pertengahan tahun depan saat pemerintahan yang baru sudah berjalan secara efektif, dengan catatan nilai tukar rupiah menguat dan tidak ada kegaduhan politik di Tanah Air.
“Untuk saat ini perusahaan masih wait and see, sambil menunggu kabinet yang akan dibentuk oleh pemerintah baru nanti,” tuturnya.