Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengklaim program minapolitan yang dijalankan selama 4 tahun terakhir berhasil mendorong taraf perekonomian masyarakat di kawasan program.
Sekretaris Jenderal KKP Sjarief Widjaja mengatakan sampai saat ini berkembang 154 pusat kawasan minapolitan perikanan budidaya dan 57 perikanan tangkap.
“Kawasan tersebut telah berjalan dengan baik sebagai center of growth dan sebagian telah mampu menunjukan kinerja yang kesejahteraan masyarakat setempat,” katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Senin (22/9/2014).
Sjarief mencontohkan dua kawasan pengembangan minapolitan yaitu Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Pacitan yang perekonomiannya membaik. Dengan program Minapolitan perikanan budidaya, Kabupaten Sumba Timur yang diketahui memiliki tingkat pendapatan masyarakat yang rendah kini menjadi sentra produksi rumput laut.
Sementara itu, Kabupaten Pacitan saat ini terus berbenah mengembangkan Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik (BUSMETIK).
“Tahun lalu Kabupaten Pacitan telah menjadi tuan rumah kunjungan Presiden RI untuk menebarkan benih udang pada kolam BUSMETIK. Setelah dipanen hasilnya bahkan lebih besar dari induknya yang berasal dari Serang, Banten,” kata Sjarief.
Sjarief menjelaskan pemerintah dituntut menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi (center of growth) yang diharapkan dapat menjadi magnet bagi wilayah disekitarnya. Sehingga, terbentuk satu putaran kegiatan ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Hal itu perlu diwujudkan dengan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah, melalui pendekatan sistem dan manajemen kawasan yang disebut Minapolitan. Dalam pelaksanaannya, konsep ini menganut prinsip integrasi, efisiensi, kualitas dan akselerasi.
“Pencapaian jumlah kawasan Minapolitan yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat setempat, menjadi tolok ukur keberhasilan yang utama,” katanya.
Sjarief menuturkan indikator keberhasilan program minapolitan juga dilansir oleh Sensus Pertanian 2013 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Laporan tersebut menyatakan tingkat pendapatan masyarakat yang berusaha pada sektor perikanan menempati peringkat pertama, mengungguli kelompok sektor pertanian lainnya.
Nilai tertinggi itu diraih bidang usaha ikan hias dengan pendapatan rata-rata mencapai Rp 50 juta pertahun. Disusul, pembudidaya perairan umum Rp 34 juta per tahun, pembudidaya air payau Rp 29 juta dan nelayan Rp 27 juta per tahun.
“Dari sisi pendapatan petani dan nelayan, memang saat ini dapat diukur dari Nilai Tukar Nelayan (NTN) yakni 112 untuk nelayan dan 104 untuk pembudidaya. Nilai tersebut sudah jauh lebih tinggi dibanding petani secara umum,” jelasnya.
Selain itu, minapolitan akan terus didorong dalam menyongsong kebijakan Presiden RI terpilih dengan sembilan program prioritas atau Nawa Cita.
Salah satu programnya yang terkait dengan sektor kelautan dan perikanan yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
“Diharapkan program Minapolitan dapat menjadi penggerak untuk mendorong pusat-pusat pertumbuhan ekonomi untuk kebutuhan domestik, sekaligus mendorong produktivitas masyarakat untuk menembus pasar-pasar nasional,” tutup Sjarief.