Bisnis.com, JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan kekeringan yang melanda puluhan wilayah di Indonesia tak akan mempengaruhi inflasi bulan ini. Kemungkinan besar dampaknya akan terasa pada awal tahun depan.
Kepala BPS Suryamin mengatakan kekeringan akan berpengaruh pada musim tanam di paruh kedua tahun ini dan efeknya akan terlihat pada hasil panen. Adapun pada periode September hingga Desember relatif tak terganggu.
"Sekarang bisa menggunakan produksi yang kemarin-kemarin, ini yang bisa memenuhi kebutuhan, tapi nanti dampaknya sekitar Januari-Februari, tapi lihat nanti," ungkapnya saat ditemui pada acara Seminar Nasional Statistik, Jumat (19/9/2014).
Paling tidak ada 86 kabupaten/kota yang tersebar di 20 provinsi tengah dilanda kekeringan. Sebarannya hampir merata di wilayah Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Meski demikian data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menunjukkan kekeringan ini bukanlah El Nino yang ramai diprediksi akan datang tengah tahun ini. Jika El Nino terjadi, Asia Tenggara akan dilanda gelombang udara panas yang mengganggu pertumbuhan tanaman, termasuk palawija.
Padahal komoditi pangan, terutama beras, adalah penyumbang terbesar inflasi. Merujuk data BPS, sepanjang 2014 inflasi menurut kelompok pengeluaran ada di level 4,78% dan menjadi komponen penyumbang terbesar.
Suryamin menambahkan, hingga tengah pekan lalu dari 22 komoditi yang diamati dengan intens dan gradual oleh BPS, mayoritas menunjukkan penurunan harga dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Penurunannya ada yang drastis tahun ini, contohnya bawang merah, kemudian gula, barang-barang hasil laut juga, kan sekarang enggak ada hujan deras," katanya.
Dengan kondisi ini, Suryamin mengisyaratkan potensi inflasi yang kembali rendah selama bulan ini. "Mudah-mudahan," ucapnya.
Menurutnya jika relatif tak stagnan tanpa variabel kenaikan harga yang signifikan, Suryamin memperkirakan target inflasi pemerintah akan tercapai sesuai dengan asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014.
Pemerintah menargetkan angka inflasi sepanjang tahun ini ada di kisaran 5,3%. Adapun, Bank Indonesia mengasumsikan pada rentang 4,5% (1%). Sementara itu inflasi hingga Agustus 2014 tercatat sebesar 3,99%. Selama Agustus inflasi tertekan hingga ke level 0,47%.