Bisnis.com, JAKARTA — Laju inflasi pada September 2022 diperkirakan meningkat signifikan, terutama disebabkan oleh kenaikan harga BBM.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi pada September 2022 mencapai 1,29 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
“Indeks Harga Konsumen diperkirakan melonjak sebesar 1,29 persen secara bulanan, terutama didorong oleh kenaikan harga Pertalite dan Solar, masing-masing sebesar 30,72 persen dan 32,04 persen,” katanya, Kamis (29/9/2022).
Kenaikan harga BBM turut mendorong kenaikan harga jasa transportasi dan distribusi yang juga dapat memicu kenaikan harga barang dan jasa lainnya.
Secara tahunan, inflasi pada September 2022 diperkirakan melonjak ke level 6,08 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Faisal memperkirakan laju inflasi inti juga terlihat menguat karena pelonggaran PPKM, serta sebagai dampak dari putaran kedua akibat penyesuaian harga BBM.
Baca Juga
Inflasi inti pada September 2022 diperkirakan sebesar 3,47 persen secara tahunan.
Laju inflasi diperkirakan terus meningkat tinggi pada sisa tahun ini, hingga mencapai level di atas 6 persen pada akhir 2022.
Kenaikan dipicu oleh membaiknya permintaan di tengah pelonggaran PPKM, kenaikan harga bahan pangan dan energi, serta penyesuaian harga bensin dan solar bersubsidi.
“Dampak kenaikan harga BBM diperkirakan tidak hanya memberikan first round effect pada administered price, tetapi juga second round effect terhadap barang dan jasa lainnya,” jelasnya.