Bisnis.com, JAKARTA — Badan Anggaran DPR RI dan pemerintah sepakat pertumbuhan ekonomi tahun depan ditargetkan sebesar 5,3 persen dalam RUU APBN Tahun Anggaran 2023.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut masih dipengaruhi oleh tingginya ketidakpastian dan risiko dari gejolak global, terutama dengan adanya tekanan inflasi uang masih tinggi dan disertai dengan pengetatan kebijakan moneter secara global.
Sejalan dengan itu, tingkat inflasi ditargetkan sebesar 3,6 persen pada tahun depan, meningkat dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,3 persen.
“Laju inflasi berdasarkan RAPBN 2023 3,3 persen, kesepakatan 3,6 persen,” kata Anggota DPR RI Bramantyo Suwondo dalam rapat kerja bersama dengan pemerintah, Selasa (27/9/2022).
Bauran kebijakan, baik dari sisi fiskal, moneter, maupun sektor riil yang tepat diharapkan dapat menjaga tingkat inflasi pada level yang rendah dan stabil.
Pemerintah berkomitmen untuk menerapkan bauran kebijakan untuk menjaga daya beli masyarakat dan menjamin ketersediaan pasokan bahan pangan sehingga dapat menekan potensi kenaikan harga pangan.
Baca Juga
Pemerintah dan DPR RI juga menyepakati rata-rata nilai tukar rupiah dijaga pada level Rp14.800 per dolar Amerika Serikat (AS).
Rata-rata nilai tukar tersebut dipatok lebih tinggi dikarenakan ketidakpastian global yang masih tinggi seiring dengan pengetatan kebijakan moneter, terutama di AS.