Bisnis.com, JAKARTA - Yayasan Dharma Bhakti Astra membuka akses antara pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaannya ke UMKM Jepang. Kegiatan ini merupakan langkah YDBA mempersiapkan mitra UMKM dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean yang akan berlangsung tahun depan.
Ketua Pengurus YDBA F.X. Sri Martono mengatakan program temu bisnis antara UMKM binaan YDBA dan UMKM akan dilangsungkan karena adanya permintaan dari pemerintah Jepang yang ingin memasukkan UMKM negara Matahari Terbit tersebut ke Indonesia.
"Ada beberapa UMKM asal Jepang yang bergerak di bidang industri otomotif ingin masuk ke pasar Indonesia. Namun, mereka harus mencari partner bisnis [UMKM lokal] terlebih dahulu. Kami mencoba mempersiapkan beberapa mitra YDBA yang memiliki kompetensi untuk menjalin kerja sama dengan pengusaha UMKM Jepang," ujarnya di Jakarta, Jumat (19/9/2014).
Lebih lanjut, menurutnya pertumbuhan perusahaan, termasuk UMKM, di Jepang saat ini berlangsung stagnan. Jika ingin tumbuh mereka harus ekspansi ke luar negeri. Indonesia menjadi salah satu negara tujuan karena menurut mereka perkembangan bisnis di sini sangat potensial. Nantinya, UMKM mitra binaan YDBA bertemu dengan pelaku UMKM di Fukuoka, Jepang. Masing-masing pengusaha akan mempresentasikan produk atau jasa yang dihasilkan.
Program temu bisnis dengan UMKM Jepang ini merupakan bagian dari The Program on Corporate Management for Indonesia (IDCM) yang akan diselenggarakan di Kansai Kenshu Center, Osaka, Jepang. Kegiatan pelatihan manajemen perusahaan merupakan kerja sama YDBA dengan The Overseas Human Resources and Industry Development Association (HIDA) dan Himpunan Alumni AOTS Indonesia (HAAI).
General Manager HIDA Jakarta Takuya Shimura menuturkan kegiatan yang dimulai sejak 2013 silam ini bertujuan agar UMKM Indonesia memiliki standar baik sehingga bisa meningkatkan usahanya.
"Peserta tak hanya mendapatkan pelatihan manajemen perusahaan dan kunjungan ke beberapa pabrik. Kami juga akan mempertemukan UMKM Indonesia dengan UMKM di Jepang. Dengan begitu, kami berharap masing-masing pihak bisa mempelajari kebutuhan dan sistem bisnis yang dijalankan," kata Takuya.
Eko Trusulo, salah satu pebisnis UMKM yang pernah mengikuti pelatihan ini mengatakan dia mendapat banyak wawasan dan pengetahuan untuk mengembangkan bisnisnya. Pebisnis yang bergerak di bidang otomotif ini menuturkan banyak perubahan yang terjadi setelah studi banding ke perusahaan di Jepang.