Bisnis.com, SURABAYA--Menteri Pertanian Suswono menilai tata niaga produk pertanian perlu dibenahi agar efisien sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani.
Suswono memaparkan produk pertanian selalu mengalami volatilitas harga. Cabai misalnya, pernah suatu ketika berharga Rp2.000 per kilogram padahal sebelumnya berharga Rp50.000 per kilogram. Biaya produksi petani komoditas tersebut sekitar Rp5.000 per kilogram.
Saat harga rendah, kata dia, petani kesulitan tidak bisa menjual. Sedangkan saat cabai mahal, pembeli memborong saat belum dipanen. Pola perdagangan konvensional ini melibatkan banyak perantara.
"Rantai tata niaga terlalu panjang, yang menikmati trader makanya menjadi penting upaya memotong tata niaga," jelasnya di sela-sela pameran industri pertanian bertajuk Surabaya Agro Business-Matching Expo 2014 di Surabaya, Sabtu (6/9/2014).
Mentan menilai salah satu cara memotong rantai tata niaga dengan mempertemukan petani dan industri pengolahannya. Kegiatan semacam forum bisnis dan pameran pertanian bisa menjadi sarana pertemuan tersebut.
"Setelah bertemu bisa membangun kesepakatan, perjanjian jual-beli hasil pertanian. Cara ini bisa mengatasi volatilitas harga karena penyedia dan industri sudah sepakat. Harga pun lebih stabil dengan cara itu," tambahnya.
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Kementerian Pertanian, Yusni Emilia dalam kesempatan yang sama menambahkan penguatan pasar petani memang menjadi fokus jajarannya.
Salah satu yang ditempuh dengan mempertemukan lini sektor agribisnis, mulai pertanian sampai perikanan.
"Pameran agribisnis salah satu caranya," jelasnya.
Dia mencontohkan Surabaya Agro Business-Matching Expo 2014 diikuti delegasi dari berbagai provinsi yang terdiri dari usaha kecil maupun kelompok tani yang menawarkan produk-produk unggulan daerah masing-masing.
Selain produk pertanian, dalam kesempatan itu ditawarkan pula produk bidang kelautan dan perikanan.