Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku usaha kecil menengah di Jawa Timur diminta lebih agresif memasarkan produk mereka, antara lain melalui strategi branding dan inovasi bahan baku, agar mampu bersaing di era pasar bebas.
Dirjen Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian (IKM Kemenperin) Euis Saedah mengatakan penggunaan bahan baku ramah lingkungan untuk produk kerajinan perlu ditingkatkan, selain penguatan merek alias branding.
“Kreativitas selalu diperlukan dalam meningkatkan nilai tambah produk. Tingginya kreativitas IKM Jawa Timur juga membuat ekspornya terus melaju,” katanya di sela-sela acara Pameran Produk Unggulan Jawa Timur di kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (2/9/2014).
Jawa Timur dinilai sebagai daerah dengan posisi strategis di bidang industri karena diapit dua provinsi besar, yaitu Jawa Tengah dan Bali. Wilayah ini juga memiliki potensi di sektor pertanian, perkebunan, niaga, holtikultura, perikanan, dan sumber daya energi lain.
Saat ini negara tujuan ekspor Jawa Timur terbesar adalah Jepang. Untuk target ekspor di Asia Tenggara ialah Malaysia, sedangkan ke Uni Eropa fokus utama yang dibidik adalah Belanda.
Ekspor Jawa Timur selama Januari – Juni 2014 untuk komoditas nonmigas didominasi perhiasan senilai US$451 juta. Untuk menjaga produktivitas IKM di provinsi tersebut, Kemenperin memperkuat daya saing melalui pelatihan, pendampingan, hingga fasilitasi mesin.