Bisnis.com, JAKARTA -- Pengembang asal Singapura Far East Organization menyebutkan bahwa townhouse masih menjadi rebutan warga Indonesia.
Far East Organization memasarkan unit townhouse di lima kawasan di Singapura yaitu Townhouse Woodhaven, Hillsta, The Seawind, The Seahill dan eCO.
Townhouse merupakan rumah tapak yang yang dibangun di area proyek kondominium yang dirancang dengan konsep desain yang terintegrasi dari pengembangan tersebut.
CEO Far East Organization Shaw Lay See mengatakan proyek townhouse dikembangkan sejak awal 2012 dan akan mulai beroperasi pada 2015 hingga 2016.
“Penjualan townhouse sudah berkisar 60% di mana 30% hingga 40% nya berasal dari pembeli Indonesia kemudian sisanya dari China, Vietnam dan Myanmar,” katanya di Jakarta, Selasa (26/7).
Dia menambahkan orang Indonesia masih memfavoritkan hunian rumah tapak meskipun berada di negeri orang.
Bagi mereka, rumah tapak dapat difungsikan sebagai hunian bagi anak-anak mereka yang bekerja dan menimba ilmu di Singapura.
Selain itu, townhouse dapat dicicil dengan sistem kredit kepemilikan rumah (KPR) selama 30 tahun.
Chief Representative Far East Organization Indonesia Margaret Bong mengatakan meski satu unit Townhouse dibanderol dengan harga termurah Sin$3,2 juta atau setara dengan Rp30 miliar rupiah dan harga termahalnya Sin$6 juta atau Rp56 miliar, tetapi masih menjadi rebutan warga Indonesia.
Dia mengatakan orang Indonesia yang membeli properti di Singapura sudah bukan karena faktor “punya uang” melainkan mengejar kualitas hidup di mana di dalamnya terdapat faktor gaya hidup dan gengsi.
“Singapura juga dilirik investor asal Indonesia sebagai langkah awal bisnisnya untuk ekspansi ke luar negeri seperti Eropa dan Amerika,” katanya.