Bisnis.com, JAKARTA-- Seiring dengan pengetatan kebijakan moneter yang masih terus berlangsung, realisasi investasi dari Jepang pada kuartal II/2014 mengalami penurunan paling signifikan sebesar 48,9% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai US$589,8 juta.
Padahal, Jepang merupakan penyumbang investasi terbesar ke Indonesia dari kelompok negara Asia di luar Asean.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar melihat penurunan investasi dari Jepang dikarenakan golongan investasi Negeri Matahari Terbit tersebut masuk dalam jangkauan menengah dan panjang sehingga tidak bisa mengalami kenaikan dan penurunan secara singkat.
"Mereka [Jepang] melihatnya tidak dalam perpektif [investasi] dalam satu tahun naik atau turun. Tetapi akan betul-betul bisa naik tinggi dikaitkan juga dengan seberapa efektif kegiatan perbaikan yang sifatnya struktural Indonesia," ujarnya.
Data BKPM menunjukkan realisasi Jepang menunjukkan adanya tren penurunan di saat investasi dari Singapura terus menunjukkan peningkatan. Realisasi investasi dari Singapura pada kuartal II/2014 senilai US$2.112,8 juta atau mengalami kenaikan 54,9% dari realisasi perode yang sama tahun sebelumnya senilai US$1.364,2 juta.
Mahendra mengatakan investor dari Jepang sering mengeluhkan sistem logistik dan infrastruktur yang ada di Indonesia. Dengan demikian, menurutnya, pemerintahan baru nantinya perlu memperbaiki sistem logistik maupun infrastruktur pendukung sehingga dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif.
"Tetapi masih cukup yakin perkembangan investasi Jepang ke Indonesia akan terus meningkat nantinya," ujar Mahendra.