Bisnis.com, SEMARANG—PT Garuda Indonesia (Persero) bakal mengembangkan rute baru Semarang-Bandung dan Semarang-Balikpapan yang bakal beroperasi pada akhir tahun ini.
Manajer Pemasaran dan Penjualan Garuda Indonesia cabang Semarang Herri Darmawan mengatakan penambahan rute Semarang-Bandung karena melihat okupansi di kota tersebut cukup tinggi. Dengan dibukanya rute baru tersebut, pihaknya menargetkan tingkat okupansi penumpang dari Semarang ke Bandung 85%-90%.
“Kami telah melakukan kajian dan feasibility study (FS) jauh hari sebelumnya,” kata Herri saat ditemui Bisnis, Kamis (21/8/2014).
Menurutnya, segmen pasar yang dibidik Garuda yakni akademisi, sosialita dan kalangan pebisnis. Herri mengatakan adanya rute Garuda menjadi barometer pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tersebut telah maju. Maka, pihaknya tidak khawatir terhadap para pesaing yang akan meniru langkah Garuda membuka rute ke Bandung.
Untuk meningkatkan jumlah okupansi, maskapai penerbangan milik pemerintah itu akan menggandeng mitra kerja agar lebih bisa mempromosikan destinasi yang ada di Jawa Tengah.
“Jawa Tengah salah satunya Semarang ini memiliki potensi yang luar biasa, tidak hanya untuk mice tetapi juga wisatanya, Pemerintah daerah melalui walikota juga mendukung pembukaan rute ini,” kata dia.
Garuda Indonesia kedatangan 27 armada baru belum lama ini dan rencananya pesawat-pesawat tersebut akan dikembangkan dan untuk menambah rute. Terkait kondisi tersebut Garuda akan melakukan evaluasi sampai akhir tahun 2014 selanjutnya akan dikaji rute mana yang layak dibuka.
Selain rute ke Bandung, Herri mengharapkan rute penerbangan Semarang-Balikpapan bisa terlaksana Desember tahun ini. Sama halnya dengan Bandung, target okupansi untuk wilayah ini yakni 90%.
Untuk rute Balikpapan, segmen pasar yang dibidik adalah kalangan professional dan tenaga kerja. Pasalnya, kata dia, tidak sedikit tenaga kerja dari Semarang bekerja di Balikpapan.
Bahkan, kata dia, sejumlah perusahaan di Balikpapan telah menjalin mitra dengan Garuda.
“Balikpapan itu dikenal dengan kota pertambangan. Jadi perekonomian di sana tumbuh cukup bagus. Kami menangkap pasar bahwa ternyata jumlah tenaga kerja mayoritas dari Jawa Tengah,” terangnya.