Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengurangan Subsidi Solar: Menteri KP Prediksi Pasokan Ikan Tangkap Menurun

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo memprediksi pasokan ikan tangkap akan mengalami penurunan signifikan imbas pengurangan subsidi solar untuk nelayan sebesar 20%.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA --  Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo memprediksi pasokan ikan tangkap akan mengalami penurunan yang signifikan imbas pengurangan subsidi solar untuk nelayan sebesar 20%.

“Pasokan di pasar ikan dan tempat pelelangan ikan akan menurun drastis karena kemampuan melaut para nelayan berkurang,” katanya.

Dalam jangka panjang, menurut Sharif pengurangan waktu melaut oleh nelayan akan mengakibatkan kenaikan harga ikan di pasaran.

“Kalau sampai terus menurun stoknya, maka ga berlaku supply dan demand ini akan membuat kenaikan harga,”katanya.

Sharif berharap BPH Migas dapat mempertimbangkan usulan KKP agar pengurangan subsidi solar untuk nelayan hanya berkurang 4,17% sesuai penurunan kuota nasional.

“Kita masih berusaha karena kuota nasional ini hanya 4,17%. Insya Allah minggu depan kita  duduk bersama dengan para instansi,” tuturnya.

Sejak 4 Agustus 2014, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengatur pemakaian solar bersubsidi untuk SPBN dan SPBD dikurangi 20% dari sisa realisasi.

Adapun alokasi solar bersubsidi lebih dikhususkan untuk kapal nelayan di bawah 30 GT.

Menurut Sharif, kuota solar subsidi untuk nelayan yang diajukan KKP tahun ini 2,2 juta KL.

Namun, pemerintah hanya menyetujui  kuota1,8 juta KL saja sampai akhir tahun.

Sisa kuota solar subsidi nelayan sampai saat ini yang dicatat KKP mencapai 940.366 KL.

Jika memang terjadi penurunan sampai 20%, maka Sharif meminta BPH migas dapat menjamin kuota subsidi terdistribusi terlebih dahulu untuk kapal di bawah 30 GT.

“Di bawah 30GT selama ini dapatnya 25 kilo liter maksimum untuk satu kapal per bulan. Dengan pengurangan ini mungkin bisa 17-19 kilo liter. Bahkan tahun lalu kami hampir tidak mengambil 30-40 persen karena jatah ke SPDN sering tidak tersalurkan,” kata Sharif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper