Bisnis.com, JAKARTA -- PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS), melalui anak usahanya PT Krakatau Daya Listrik berencana membangun pembangkit listrik berkapasitas 2x80 mega watt (MW).
Harga listrik yang dihasilkan anak usaha KRAS itu akan lebih murah dibandingkan harga PT Perusahaan Listrik Negara (persero).
Rencana ini dilakukan seiring tekanan pada industri baja mulai dari kenaikan tarif listrik dan ketidakstabilan harga baja global dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Untuk menjaga arus kas, KRAS harus melakukan efisiensi, salah satunya dengan mengembangkan pembangkit listrik yang hemat energi dan biaya.
Sayang, perseroan belum bisa membeberkan secara rinci rencana tersebut.
Dikabarkan, pembangkit listrik yang akan dibangun memiliki peluang untuk mencapai kapasitas 5x80 MW.
“Semuanya masih proses studi dan perizinan internal perusahaan. Kami belum bisa publikasikan,” kata Irvan ketika dihubungi Bisnis, Kamis (7/8/2014).
Berdasarkan sumber Bisnis di pemerintahan, KRAS tengah melakukan berbagai langkah efisiensi.
Selain membangun pembangkit listrik baru di Cilegon, KRAS juga akan meningkatkan daya saing dengan meningkatkan yield operasi sesuai dengan standar industri baja dunia dan mengolah operasi KRAS untuk menghemat bahan baku.
Lalu, menghentikan untuk sementara operasi pabrik di hulu yang menggunakan basis gas alam dan lsitrik serta di saat yang bersamaan melakukan substitusi bahan setengah jadi dari sumber impor dan dari perusahaan Posco.
“Kemudian, agressive cross cutting untuk biaya overhead,” ujar Irvan.