Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Produksi Mamin Sulit Menyentuh 10%

Asosiasi pengusaha makanan dan minuman pesimistis pertumbuhan produksi di sektor ini bisa melampaui 10% pada triwulan III/2014 secara year-on-year. Ini disebabkan pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) 10% untuk produk pertanian.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi pengusaha makanan dan minuman pesimistis pertumbuhan produksi di sektor ini bisa melampaui 10% pada triwulan III/2014 secara year-on-year. Ini disebabkan pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) 10% untuk produk pertanian.

Di sisi lain, sejumlah produk pertanian yang kena PPN menjadi bahan baku dalam produksi makanan dan minuman (mamin). Pengenaan PPN 10% bakal mendongkrak harga jual bahan baku. Oleh karena itu kemungkinan produsen makanan dan minuman akan mengkompensasikan lonjakan harga bahan baku ke harga jual.

“PPN 10% ini akan berdampak sekali ke produk bahan baku mamin, seperti buah dan sayuran. Apalagi petani kecil tidak bisa mengkompensasikan [pajak] kemana-mana. Jadi, biaya produksi langsung naik,” kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi S. Lukman, Rabu (6/8/2014).

Menurutnya, pengusaha di sektor pertanian skala besar tidak akan terkena dampak signifikan dari pengenaan PPN tersebut. Pelaku industri pertanian ini bisa mengkompensasikan ke PPN penjualan. Kondisi ini bakal memperdalam jurang ketimpangan daya saing bisnis antara pelaku industri besar dan kecil.

Efek terburuk yang mungkin terjadi dari kondisi tersebut ialah peningkatan volume impor bahan baku industri makanan dan minuman. GAPMMI belum bisa memproyeksikan sejauh mana lonjakan impor ini akan terjadi.

Pengenaan PPN 10% untuk produk pertanian ini sejalan dengan keputusan Mahkamah Agung yang membatalkan sejumlah pasal dalam Peraturan Pemerintah (PP) 31/2007. Regulasi ini mengatur tentang perubahan keempat atas PP 12/2001 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan PPN.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper