Bisnis.com, DENPASAR -- Kabupaten Badung merancang pembangunan jalan lingkar sepanjang 4 kilometer dan selebar 30 meter di Tanjung Benoa, Kuta Selatan untuk mengatasi kemacetan di sekitar kawasan tersebut.
Rancangan jalan lingkar itu merupakan bagian dari penataan Pulau Pudut untuk mendukung pengembangan wisata tirta dan lingkungan di kawasan yang terkenal dengan wisata tirta ini.
Bupati Badung Anak Agung Gde Agung mengatakan rencana itu untuk merespons aspirasi masyarakat Tanjung Benoa karena saat ini hanya ada satu akses jalan, tetapi sering macet.
"Pembangunan jalan tersebut dapat mengurai persoalan kemacetan karena Jalan Pratama sempit," ujarnya usai Rapat Koordinasi Teknis Rencana Pengembangan dan Penataan Wisata Tirta Tanjung Benoa, Selasa (5/8/2014).
Nantinya lokasi jalan tersebut berada di sebelah barat Tanjung Benoa atau di timur Jalan Tol Bali Mandara dan membantu arus lalu lintas dari kawasan Nusa Dua menuju wisata Tirta Tanjung Benoa.
Saat ini, satu-satunya jalan penghubung dari Nusa Dua menuju Tanjung Benoa adalah Jalan Pratama.
Kadis Bina Marga dan Pengairan Badung Ida Bagus Surya Suamba menjelaskan kebutuhan dana untuk pembangunan jalan lingkar itu mencapai Rp350 miliar.
Dia mengungkapkan saat ini Badung tengah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum terkait perencanaan teknis dan sumber pembiayaan, serta Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) mengenai pembebasan lahan.
Sebagian lahan yang akan dilintasi jalan lingkar itu merupakan kawasan hutan rakyat.
Badung berharap Kementerian PU membantu masalah pendanaan karena keberadaan akses di daerah itu akan membantu kelancaran kawasan Nusa Dua yang juga merupakan destinasi internasional.
"Harapannya proyek ini bisa terealisasi 2016," tegasnya.
Sebelumnya Ketua Gabungan Pengusaha Wisata Bahari (Gahawisri) Badung I Made Tromat mendesak agar jalan lingkar tersebut segera direalisasikan.
Menurutnya, setiap hari kemacetan di daerah itu tidak terelakkan karena banyaknya jumlah kendaraan tetapi lahan parkir dan akses jalan sangat kecil.