Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Perhubungan akan melakukan penyelidikan terkait insiden penutupan Bandara Karel Satsuitubun Tual, Maluku Tenggara.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub J.A. Barata mengatakan ada dua versi kejadian tersebut. Versi pertama, sesuai versi yang beredar ke publik bahwa Kepala UPT Bandara Karel Sasuitubun Tual lantaran tidak bisa mengikuti penerbangan Wing Air dari Bandara Pattimura Ambon.
"Versi lain, penerbangan itu dilarang karena bandara di Tual tidak memiliki fasilitas lampu sehingga membahayakan pendaratan karena tiba di sana hari sudah gelap," ujarnya, Senin (4/8/2014).
Versi kedua tersebut menurutnya cukup masuk akal karena pimpinan bandara pasti memahami situasi dan keselamatan penerbangan.
Meski demikian, Kemenhub menurutnya tetap melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut untuk mengungkap kejadian sebenarnya.
Seperti diberitakan sebuah media online, Senin sore waktu setempat, puluhan penumpang pesawat Wings Air di Bandara Internasional Pattimura Ambon kecewa lantaran gagal terbang. Pesawat batal terbang lantaran bandara tujuannya yaitu Bandara Karel Satsuitubun di Kota Tual, Maluku sudah ditutup.
Padahal para penumpang sudah melakukan check ini di Bandara Pattimura. Namun, tiba-tiba penerbangan dibatalkan lantaran Bandara Karel Satsuitubun berhenti beroperasi.
Persoalan ini terjadi karena masalah sepele. Kabarnya, Kepala Bandara Karel Satsuitubun di Kota Tual, Maluku, Amran Hamid marah karena tertinggal pesawat Lion Air di Bandara Internasional Hasanuddin, Makassar. Saat itu Amran hendak terbang menuju Bandara Internasional Pattimura Ambon.